Jakarta, MINA – Duta Anak peserta Kongres Anak Indonesia (KAI) 2022 sepakat mendorong pemerintah agar melarang secara tegas segala bentuk iklan, promosi dan sponsor rokok, khususnya di internet.
Hal ini bertujuan untuk menyelamatkan jutaan anak Indonesia dari paparan iklan rokok utamanya selama belajar melalui media daring atau online di rumah.
Dorongan tersebut dituangkan dalam salah satu dari sembilan poin suara anak nasional yang merupakan hasil sidang lima komisi Kongres Anak Indonesia (KAI) 2022 yang digelar Jumat-Ahad, 25-27 November 2022.
“Memohon kepada pemerintah untuk melindungi anak dengan meregulasi dan melarang iklan, promosi, dan sponsor rokok di lingkungan terdekat anak serta menutup akses rokok untuk anak,” kata perwakilan Duta Anak Alya Eka Khairunnisa saat menyampaikan poin kelima suara anak nasional pada temu media di Jakarta, Ahad (27/11).
Baca Juga: Prabowo Klaim Raih Komitmen Investasi $8,5 Miliar dari Inggris
Kongres Anak Indonesia (KAI) Tahun 2022 sendiri digelar Lembaga Perlindungan Anak Indonesia (LPAI) bekerja sama dengan Pemerintah Provinsi DKI Jakarta.
Ketua Umum LPAI Seto Mulyadi menjelaskan, Kongres Anak Indonesia (KAI) yang menjadi salah satu program LPAI setiap tahun ini dalam rangka mewujudkan hak partisipasi anak dan mendukung anak untuk dapat menyampaikan gagasan serta opini di hadapan pemangku kebijakan (pemerintah).
Penolakan iklan rokok juga ditekankan oleh Deputi Bidang Koordinasi Peningkatan Kualitas Anak Perempuan dan Pemuda Kemenko PMK Femmy Eka Kartika Putri pada pembukaan Kongres Anak Indonesia 2022, Jumat (25/11).
Menurutnya, konsumsi rokok menjadi salah satu hambatan terbesar dalam mewujudkan cita-cita meningkatkan kesehatan masyarakat dan kualitas sumber daya manusia khususnya pemuda.
Baca Juga: Fun Run Solidarity For Palestine Bukti Dukungan Indonesia kepada Palestina
“Adapun salah satu perilaku berisiko yang paling banyak dijumpai pada pemuda adalah konsumsi rokok,” kata Femmy.
Menurut data dari Global Adult Tobacco Survey (GATS), selama kurun waktu 10 tahun terakhir terjadi peningkatan signifikan jumlah perokok dewasa sebanyak 8,8 juta orang, yaitu dari 60,3 juta pada tahun 2011 menjadi 69,1 juta perokok pada tahun 2021.
“Ini merupakan tantangan bagi kita semua untuk melakukan upaya-upaya penghentian merokok,” imbuh Femmy.
Ia mengungkapkan, hampir semua anak yang berada di lembaga pembinaan khusus anak (LPKA) adalah karena masalah NAPZA dan pencabulan.
Baca Juga: KNEKS Kolaborasi ToT Khatib Jumat se-Jawa Barat dengan Sejumlah Lembaga
“Saya ingin ingatkan, jangan mudah terbujuk oleh ajakan yang tidak bermanfaat untuk kalian sendiri, itu akan merugikan kalian. Kalian harus menjadi sumber daya manusia yang berguna bagi bangsa dan negara,” jelasnya.
Femmy juga menyampaikan, peningkatan kualitas pemuda sangat diperlukan sebagai salah satu upaya untuk mencetak pemimpin muda masa depan yang tangguh dan mampu berperan dalam pembangunan bangsa.
Selain melalui peningkatan partisipasi pemuda, peningkatan kualitas pemuda juga harus dilakukan melalui pencegahan perilaku berisiko pada pemuda.
Perilaku berisiko pada pemuda seperti penyalahgunaan narkoba, perilaku seksual berisiko, HIV/AIDS, bahaya merokok, perdagangan manusia, dekadensi moral, kekerasan, perundungan, pornografi/porno aksi.
Baca Juga: [BEDAH BERITA MINA] ICC Perintahkan Tangkap Netanyahu dan Gallant, Akankah Terwujud?
Femmy berharap para pemuda juga dapat menginternalisasikan nilai utama revolusi mental, yakni kejujuran, etos kerja dan gotong royong.
“Karena kalian adalah orng terpilih dan harus jadi contoh. Saya berharap semoga anak-anak dapat memiliki cita-cita yang tinggi agar Indonesia Emas 2045 dapat terwujud,” imbuh Femmy.
Adapun Kongres Anak Indonesia digelar secara daring dan luring diikuti sebanyak 300 anak dari 28 provinsi se-Indonesia.
Sebanyak 40 peserta yang akan mengikuti Kongres Anak Indonesia XV secara luring berasal dari tiga provinsi yakni DKI Jakarta, Banten dan Jawa Barat.(L/R1/P1)
Baca Juga: Cuaca Jakarta Berawan Tebal Jumat Ini, Sebagian Hujan
Mi’raj News Agency (MINA)