Image for large screens Image for small screens

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Damai di Palestina = Damai di Dunia

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Duta Besar Israel Tinggalkan Sidang MU PBB, Erdogan Kecam Israel

Hamidah Juariyah - Rabu, 23 September 2020 - 10:14 WIB

Rabu, 23 September 2020 - 10:14 WIB

4 Views ㅤ

New York, MINA – Duta Besar Israel untuk PBB Gilad Erdan bergegas meninggalkan sidang Majelis Umum PBB di New York, saat sidang mendengarkan pidato Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan yang menyampaikan kritik keras pada Israel dan mengecamnya.

Mengutip dari Anadolu Agency, Rabu (23/9), Duta Besar  pergi, saat  Erdogan berpidato mencakup kritik keras terhadap Israel dan mengecam tindakan Israel terhadap Palestina berupa penindasan, kekerasan dan intimidasi.

“Tangan kotor Israel terus merusak kota suci Yerusalem, tempat-tempat suci tiga agama besar hidup berdampingan,” papar Erdogan.

Erdogan menyatakan, rakyat Palestina terus menentang aksi-aksi penindasan, kekerasan, dan intimidasi Israel selama lebih dari setengah abad.

Baca Juga: Pengadilan Tinggi Israel Perintahkan Netanyahu Tanggapi Petisi Pengunduran Dirinya

“Sekarang ini karena penolakan dokumen penyerahan, yang coba diberlakukan di Palestina dengan nama ‘Kesepakatan Abad Ini’,  Israel  mempercepat pencaplokan wilayah Palestina dengan bantuan kolaboratornya,” katanya.

Erdogan menekankan, Turki tidak akan mendukung rencana apa pun yang tidak disetujui oleh rakyat Palestina.

“Partisipasi beberapa negara di kawasan ini dalam permainan, tidak berarti apa-apa selain melayani upaya Israel untuk mengikis parameter dasar internasional,” jelasnya.

Negara-negara itu telah menyatakan niat mereka untuk membuka kedutaan besar di Yerusalem, yang melanggar Resolusi Perserikatan Bangsa-Bangsa dan Hukum Internasional, yang hanya membuat konflik semakin rumit.

Baca Juga: Sejumlah Jenazah di Makam Sementara Dekat RS Indonesia Hilang

Erdogan menegaskan, konflik hanya dapat diselesaikan dengan pembentukan negara Palestina yang “berdaulat”, berdasarkan perbatasan tahun 1967 dengan Yerusalem Timur sebagai ibukotanya.

“Mencari solusi selain ini sia-sia, sepihak dan tidak adil,” pungkasnya. (T/Hju/P1)

Mi’raj News Agency (MINA)

 

Baca Juga: Roket Hezbollah Hujani Tel Aviv, Warga Penjajah Panik Berlarian

Rekomendasi untuk Anda