Image for large screens Image for small screens

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Damai di Palestina = Damai di Dunia

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

DUTA BESAR PARAGUAY MASUK ISLAM MELALUI ORANG ATHEIS

Rudi Hendrik - Ahad, 14 Juni 2015 - 10:51 WIB

Ahad, 14 Juni 2015 - 10:51 WIB

1765 Views

Duta Besar Paraguay untuk Indonesia, Cesar Esteban Grillon menceritakan proses masuk Islamnya di acara Tabligh Akbar di Pondok Pesantren Al Fatah Cileungsi, Bogor, Ahad 14 Juni 2015. (Foto: Rudi/MINA)
Duta Besar Paraguay untuk Indonesia, Cesar Esteban Grillon menceritakan proses masuk Islamnya di acara Tabligh Akbar di Pondok Pesantren Al Fatah Cileungsi, Bogor, Ahad 14 Juni 2015. (Foto: Rudi/MINA)

Duta Besar Paraguay untuk Indonesia, Cesar Esteban Grillon menceritakan proses masuk Islamnya di acara Tabligh Akbar di Pondok Pesantren Al Fatah Cileungsi, Bogor, Ahad 14 Juni 2015. (Foto: Rudi/MINA)

Bogor, 27 Sya’ban 1436/14 Juni 2015 (MINA) – Di depan ribuan jamaah tabligh akbar, Duta Besar Paraguay untuk Indonesia, Cesar Esteban Grillon mengaku masuk Islam melalui seorang atheis yang menulis sebuah buku tentang Islam.

Kisah singkat keislamannya dia ceritakan saat menjadi pembicara di puncak acara yang diadakan oleh Jamaah Muslimin (Hizbullah), di Pondok Pesantren Al-Fatah Cileungsi, Bogor, Ahad (14/6).

“Saya pertama mendapat hidayah ketika anak saya Adrew, membeli sebuah buku sejarah politik dan Islam yang ditulis oleh seorang atheis,” kata pria yang menjadi pejabat Paraguay satu-satunya beragama Islam.

Mualaf yang bersyahadat di Masjid Istiqlal Jakarta satu setengah tahun lalu itu menilai jika seorang atheis menulis tentang Islam pasti isinya obyektif.

Baca Juga: BKSAP DPR Gelar Kegiatan Solidaritas Parlemen untuk Palestina

“Sehingga saya tertarik untuk membacanya. Setelah membacanya, saya terkejut, karena Islam mengajarkan ajaran yang sangat mulia, seperti kasih sayang, persaudaraan, salam yang berarti ‘keselamatan atas kamu sekalian’,” ujar mantan penganut Katholik itu.

Pria yang bernama Muslim Muhammad Ibrahim itu mengisahkan, ketika dirinya diajarkan berwudhu oleh tukang foto saat berkunjung ke Masjid Kubah Emas di Depok, dia mengaku merasakan kedamaian.

“Ternyata untuk menghadap Allah, kita harus dalam keadaan suci. Saya melihat, ternyata tukang foto, tukang jengkol, tukang sate, sama kedudukannya ketika menghadap Allah,” katanya. “Bahkan Pak Jokowi dan Saya sama kedudukannya di hadapan Allah.” (L/P001/R05)

 

Baca Juga: Warga Israel Pindah ke Luar Negeri Tiga Kali Lipat

Mi’raj Islamic News Agency (MINA)

Rekomendasi untuk Anda

Kolom
Kolom
Khadijah