dzulhijjah.jpg" alt="" width="598" height="330" />
Oleh: Ali Farkhan Tsani, Redaktur Senior MINA (Miraj News Agency)
Beberapa hari lagi, kita umat Islam akan memasuki bulan Dzulhijjah. Dzulhijjah, secara bahasa terdiri dari dua kata: Dzul (artinya pemilik) dan Al-Hijjah (artinya haji).
Dinamakan bulan Dzulhijjah, karena orang-orang Arab, sejak zaman jahiliyah, melakukan ibadah haji pada bulan ini. Mereka melakukan ibadah haji sebagai bentuk pelestarian terhadap ajaran Nabi Ibrahim ‘Alaihis Sallam.
Baca Juga: Wawancara Eksklusif Prof El-Awaisi: Ilmu, Kunci Pembebasan Masjid Al-Aqsa
Hanya saja, banyak penyimpangan yang terjadi, bercampur dengan adat dan syirik. Hingga kemudian diluruskan kembali oleh manasik haji Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wasallam.
Hingga kini, jutaan umat Islam dari seluruh dunia menunaikan ibadah haji pada bulan Dzulhijjah.
Dzulhijjah termasuk bulan Hari Raya bagi umat Islam, selain bulan Ramadhan. Hal seperti disebutkan oleh Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wasallam :
شَهْرَانِ لاَ يَنْقُصَانِ، شَهْرَا عِيدٍ: رَمَضَانُ، وَذُو الحَجَّةِ
Artinya: ”Ada dua bulan yang pahala amalnya tidak akan berkurang. Keduanya dua bulan hari raya, yaitu bulan Ramadhan dan bulan Dzulhijjah.” (HR Bukhari dan Muslim).
Baca Juga: Amalan Sunnah pada Hari Jumat
Dalam hal ini, Rasul menggandengkan bulan Dzulhijjah dengan Ramadhan, menunjukkan pahala amal di dua bulan tersebut akan bertambah.
Adapun pada bulan Dzulhijjah, waktu yang paling mulia adalah pada 10 hari pertama.
Ini seperti Allah sebutkan di dalam awal Surat al-Fajr:
وَ الْفَجْرِ * وَلَيَالٍ عَشْرٍ
Artinya: ‘Demi fajar, dan demi malam yang sepuluh. (QS Al- Fajr : 1-2).
Baca Juga: [Hadits Arbain ke-8] Mengajak Kepada Kalimat Syahadat
Ibnu Rajab menjelaskan, malam yang sepuluh dimaksud adalah sepuluh hari pertama bulan Dzulhijjah.
Pada ayat kedua Allah bersumpah dengan menyebut sepuluh hari pertama bulan Dzulhijjah. Ini menunjukkan keutamaan sepuluh hari tersebut.
Karena semua makhluk yang Allah jadikan sebagai sumpah, adalah makhluk istimewa, yang menjadi bukti kebesaran dan keagungan Allah. Seperti “Wal Ashri” (demi masa), betapa pentingnya waktu. “Wadhdhuha” (demi waktu Dhuha), betapa pentingnya waktu Dhuha. “Wal Qolami” (dan demi pena), betapa pentingnya pena/alat tulis. Dan seterusnya.
Karena itulah, amal kebajikan yang dilakukan dalam 10 hari pertama bulan Dzulhijjah menjadi amal yang sangat dicintai Allah. Melebihi amal shaleh yang dilakukan di luar batas waktu itu.
Baca Juga: Tertib dan Terpimpin
Hal ini seperti disebutkan di dalam hadits dari Ibnu Abbas Radhiallahu ‘Anhu, Nabi Shallallahu ‘Alaihi Wasallam bersabda:
مَا مِنْ أَيَّامٍ الْعَمَلُ الصَّالِحُ فِيهَا أَحَبُّ إِلَى اللَّهِ مِنْ هَذِهِ الأَيَّامِ. يَعْنِى أَيَّامَ الْعَشْرِ. قَالُوا يَا رَسُولَ اللَّهِ وَلاَ الْجِهَادُ فِى سَبِيلِ اللَّهِ قَالَ « وَلاَ الْجِهَادُ فِى سَبِيلِ اللَّهِ إِلاَّ رَجُلٌ خَرَجَ بِنَفْسِهِ وَمَالِهِ فَلَمْ يَرْجِعْ مِنْ ذَلِكَ بِشَىْءٍ
Artinya: “Tidak ada hari di mana suatu amal shalih lebih dicintai Allah melebihi amal shalih yang dilakukan pada sepuluh hari ini (sepuluh hari pertama Dzulhijjah).” Para sahabat bertanya, “Wahai Rasulullah, termasuk lebih utama dari jihad fi sabilillah? Nabi Shallallahu ‘Alaihi Wasallam menjawab, “Termasuk lebih utama dibanding jihad fi sabilillah. Kecuali orang yang keluar dengan jiwa dan hartanya (ke medan jihad), dan tidak ada satupun yang kembali (mati syahid dan hartanya diambil musuh).” (HR Bukhari).
Beberapa amal kebaikan yang dapat dilakukan pada bulan Dzulhijjah di antaranya, memperbanyak puasa dari tanggal 1 hingga 9 Dzulhijah, Puasa Arafah pada tanggal 9 Dzulhijjah, memperbanyak bertakbir, bertahlil, bertasbih, bertahmid, beristighfar, dan berdo’a.
Amalan utama lainnya adalah berqurban, dan yang paling besar adalah menunaikan ibadah haji ke Baitullah bagi orang yang mampu menunaikannya.
Baca Juga: [Hadits Arbain ke-7] Agama itu Nasihat
Semoga kita dapat meningkatkan amal shaleh pada momentum bulan Dzulhijjah ini. Aamiin. (A/RS2/P1)
Mi’raj News Agency (MINA)
Baca Juga: Ada Apa dengan Terpilihnya Trump?