Al-Quds, MINA – Editorial media di Timur Tengah Al-Bushalah, pada peringatan 29 tahun kesyahidan Yahya Ayyash, warga Palestina menyebutnya sebagai kedatangan nyala api perjuangan yang tak pernah padam.
Badai Al-Aqsa merupakan kelanjutan perjuangan Yahya Ayyash. Demikian editorial Al-Bushalah, Ahad (5/1).
“Tiga puluh tahun telah berlalu, dan bumi Palestina masih mengingat langkah-langkahnya, dan langit masih menggemakan suaranya,” tulis editorial.
Yahya Ayyash adalah insinyur yang mendefinisikan ulang arti sebuah perlawanan, lanjutnya.
Baca Juga: Pesan Pilu Tentara Israel yang Disandera di Gaza
“Hari ini, rakyat Palestina dan negara-negara Arab dan Islam memperingati tiga puluh tahun kesyahidan salah satu pemimpin perlawanan Palestina yang paling menonjol, Komandan Insinyur Yahya Ayyash yang syahid,” imbuhnya.
Kantor media Ikhwanul Muslimin di Yordania membuat video memperingati syahid Ayyash.
Yahya Abdel Latif Ayyash (6 Maret 1966 – 5 Januari 1996), lahir di kota Rafat, sebelah barat Salfit, utara Yerusalem.
Ayyash muda telah hafal Al-Quran sejak kecil. Setelah beranjak remaja ia sudah unggul dalam rekayasa pembuatan bahan peledak, dan mampu melatih puluhan pejuang perlawanan.
Baca Juga: Pemukim Yahudi Dirikan Dua Pos Ilegal di Tepi Barat
Ia merupakan insinyur lulusan Teknik Elektro Universitas Birzeit dekat Ramallah.
Ia dikenal dengan rancangan bomnya, yang secara keseluruhan telah menyebabkan tewasnya lebih dari 70 pasukan Israel.
Yahya Ayyash syahid dibunuh oleh zionis pada hari Jumat, 5 Januari 1996, saat intelejen Israel Shin Bet menempatkan alat peledak 50 gram di telepon seluler yang digunakan Ayyash.
Mi’raj News Agency (MINA)
Baca Juga: Mantan Menteri Israel Akui Kekalahan Pasukannya di Gaza