Bali, MINA – Edy Rahmayadi memutuskan untuk mundur dari Ketua Umum (Ketum) Persatuan Sepak Bola Seluruh Indonesia (PSSI). Hal itu diucapkannya dalam kongres tahunan PSSI yang digelar di Hotel Sofitel, Nusa Dua, Bali pada Ahad (20/1).
Dilansir dari Kantor Berita Antara, Edy yang juga menjabat sebagai Gubernur Sumatra Utara (Sumut) menganggap bahwa dirinya telah gagal dalam menjalankan dan menarik kepercayaan masyarakat kepada lembaga tersebut. Ia berharap seluruh elemen di tubuh PSSI tetap akur.
Pengunduruan Edy dari jabatannya sebagai Ketum PSSI ini disinyalir karena adanya tekanan dari pecinta sepak bola dalam negeri sebagai buntut dari merosotnya prestasi sepak bola Indonesia dalam beberapa kesempatan. Terbaru Timnas Merah Putih gagal mewujudkan mimpi merengkuh Piala AFF 2018.
Pada akhir 2018 kemarin, sejumlah pemilik suara dari Asosiasi Provinsi (Asprov) mendesak Edy turun dari jabatan Ketum PSSI sempat menguat, seiring buruknya penampilan Timnas Indonesia di Piala AFF 2018.
Baca Juga: Piala AFF Wanita 2024, Timnas Indonesia Lolos ke Semifinal
Apalagi, PSSI kembali ditempa masalah dengan ditangkapnya beberapa orang pejabat PSSI sebagai tersangka pengaturan skor (Match fixing).
Salah satunya anggota Komite Eksekutif (Exco) PSSI, Johan Lin Eng yang ditangkap Polda Metro Jaya saat di Bandara Halim Perdanakusuma, karena diduga terlibat kasus pengaturan skor sepak bola Indonesia.
Edy Rahmayadi sendiri resmi menjabat sebagai Ketum PSSI sejak tahun 2016 hingga 2020 mendatang. Namun kinerjanya yang dianggap belum maksimal menjadi pemicu atau desakan dari Asprov dan masyarakat agar Edy digantikan. (R/Haf/R06)
Mi’raj News Agency (MINA)
Baca Juga: Komite Olimpiade Palestina Kecam Pembongkaran Akademi Olahraga di Yerusalem