Kairo, 12 Sya’ban 1437/19 Mei 2016 (MINA) – Ihab Raslan, juru bicara otoritas penerbangan sipil Mesir mengatakan, sebuah pesawat EgyptAir penerbangan dari Paris menuju Kairo yang membawa 66 orang, hilang dari radar pada Kamis pagi (19/5), diduga telah jatuh ke laut.
Sebuah pesawat Airbus A320 telah lenyap 10 mil setelah memasuki wilayah udara Mesir di perbatasan wilayah informasi penerbangan (FIR) antara Athena dan Mesir, sekitar 30-40 mil utara dari pantai Mesir.
Kementerian Luar Negeri Mesir mengatakan bahwa mereka akan bekerja sama dengan Perancis untuk menyelidiki apa yang menyebabkan pesawat tersebut jatuh.
Menurut perusahaan penerbangan tersebut, EgyptAir penerbangan 804 hilang dari radar pukul 2:45 pagi waktu setempat ketika sedang terbang di ketinggian 37.000 kaki.
Baca Juga: Lima Paramedis Tewas oleh Serangan Israel di Lebanon Selatan
Manajer Eurocontrol, pengelola jaringan lalu lintas udara Eropa mengatakan bahwa tidak ada masalah cuaca di sekitar area saat EgyptAir hilang.
Angkatan bersenjata Mesir mencari pesawat itu. Penumpang terdiri dari 30 warga Mesir, 15 warga negara Perancis, dan 11 lainnya dari 10 negara lain.
Perusahaan ini telah mengumumkan bahwa pemerintah Mesir telah mendeteksi sinyal dari transponder darurat pesawat. Namun, pihak berwenang Mesir membantah hal ini.
Pilot pesawat yang hilang telah memiliki 6.275 jam pengalaman terbang, termasuk 2.101 jam dengan pesawat Airbus A320. Sementara perwira pertama memiliki pengalaman 2.766 jam terbang.
Baca Juga: Militer Israel Akui Kekurangan Tentara dan Kewalahan Hadapi Gaza
Perdana Menteri Mesir Sharif Ismail mengatakan dalam konferensi pers bahwa masih terlalu dini untuk mengatakan apa yang sebenarnya terjadi dengan pesawat Airbus A320 itu.
Sementara itu, Menteri Luar Negeri Jean-Marc Ayrault mengatakan, Perancis juga berencana untuk mengirim kapal dan pesawat untuk membantu pencarian pesawat tersebut. (T/P007/P001)
Mi’raj Islamic News Agency (MINA)
Baca Juga: Netanyahu Akan Tetap Serang Lebanon Meski Ada Gencatan Senjata