Image for large screens Image for small screens

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Damai di Palestina = Damai di Dunia

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

EKONOM: MEKANISME PASAR SEBABKAN MELEMAHNYA RUPIAH

Rendi Setiawan - Jumat, 19 Desember 2014 - 19:27 WIB

Jumat, 19 Desember 2014 - 19:27 WIB

1004 Views

Ikhwan Abidin Basri,
Tokoh Ekonom Syariah di Indonesia, H. Ikhwan Abidin Basri, MA (Foto: shariaeconomicforum)
Tokoh Ekonom Syariah di Indonesia, H. Ikhwan Abidin Basri, MA (Foto: shariaeconomicforum)

Tokoh Ekonom Syariah di Indonesia, H. Ikhwan Abidin Basri, MA (Foto: shariaeconomicforum)

Bogor, 26 Shafar 1436/19 Desember 2014 (MINA) – Tokoh Ekonom Syariah Indonesia, Ikhwan Abidin Basri berpendapat, melemahnya nilai mata uang rupiah terhadap mata uang dolar saat ini dipengaruhi oleh mekanisme pasar.

Mekanisme pasar berpengaruh dalam melemahnya rupiah terhadap dolar, bukan karena hal lain,” katanya kepada wartawan Mi’raj Islamic News Agency (MINA), Jum’at, di Bogor.

Pemerintah di era Orde Baru (ORBA) melakukan kebijakan defaluasi terhadap dolar sangat tinggi hingga mencapai angka 40%. Hal ini, kata Basri, dilakukan pemerintah dengan harapan ekspor barang Indonesia ke luar negeri meningkat.

“Kalau mata uang kita rendah, maka secara ekonomi, produk dalam negeri ini lebih rendah dibandingkan dengan hasil produk yang sama di luar negeri. Dengan demikian kita berharap permintaan terhadap barang yang kita produksi tinggi di luar negeri,” kata peraih gelar M.Sc dari International Institute Economics di Islamabad, Pakistan pada 1994 itu.

Baca Juga: IKAPI Gelar Islamic Book Fair 2025, Catat Agendanya

Menurutnya, sejak pak Harto lengser pada 1998 lalu, kebijakan defaluasi tidak ada lagi, yang ada depresiasi, yaitu pelemahan yang terjadi karena mekanisme pasar.

“Jika kita tidak bersaing dengan mata uang negara lain, maka nilai mata uang rupiah akan rendah terhadap mata uang dolar, dan itu penyebabnya karena mekanisme pasar, bukan karena apa-apa,” katanya.

Ekonom yang pernah beberapa kali mewakili Indonesia dalam berbagai Forum Ekonomi Syariah Internasional itu juga mengatakan, menurunnya nilai tukar mata uang rupiah terhadap mata uang dolar sudah terjadi sejak Orde Baru.

“Kalau kita perhatikan, mata uang rupiah sejak 1970-an selalu turun, akan tetapi yang paling terasa adalah pada enam bulan terakhir ini,” kata Basri.

Baca Juga: Semangat dan Haru Iringi Pemberangkatan Kloter Pertama Haji dari Surabaya

Lebih lanjut, Ikhwan menyatakan, sebenarnya pemerintah memiliki kemampuan untuk mengatur nilai tukar rupiah tersebut. Tetapi memang ada syarat dan konsekuaensi yang harus dipenuhi.

“Pemerintah bisa saja menetapkan nilai tukar rupiah di level berapa saja, kalo mereka mau, namun sekala konsekuaensi dan akibatnya harus diantisipasi secara matang sehingga menjadi manfaat bagi masyarakat,”paparnya.

Ia menghimbau kepada masyarakat untuk tidak panik dengan hal itu. “Memang pelemahan rupiah merugikan beberapa kelompok, khususnya importir, namun bagi eksportir, mereka meraup keuntungan besar,” lanjutnya.

Oleh karena itu, pemerintah seharusnya menjaga kestabilan rupiah agar pihak-pihak tertentu tidak merasa dirugikan dengan kejadian terserbut.(L/P011/R03)

Baca Juga: Indonesia Alihkan Ekspor ke Eropa dan Australia Hadapi Tarif Tinggi dari AS

 

Mi’raj Islamic News Agency (MINA)

Baca Juga: Airlangga: Tarif Impor AS ke Produk Indonesia Bisa Tembus 47 Persen

Rekomendasi untuk Anda