Image for large screens Image for small screens

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Damai di Palestina = Damai di Dunia

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Ekonomi Syariah Berkontribusi pada Pengentasan Kemiskinan di Indonesia

Rana Setiawan Editor : Arif Ramdan - Rabu, 17 Juli 2024 - 21:07 WIB

Rabu, 17 Juli 2024 - 21:07 WIB

49 Views

FGD Komite Nasional Ekonomi dan Keuangan Syariah (KNEKS) dengan judul “Kontribusi Ekonomi Syariah bagi Makroekonomi Indonesia” di Jakarta, Rabu (16/7/2024).(Foto: KNEKS)

Jakarta, MINA – Ekonomi syariah berkontribusi pada pengentasan kemiskinan dan pertumbuhan ekonomi Indonesia, termasuk dunia. Sistem ekonomi ini menyelaraskan pasar uang dan barang-jasa, sehingga tidak ada lagi kesenjangan antara kaya dan miskin.

“Kemiskinan akan hilang bila Indonesia menggunakan ekonomi syariah, bahkan kemiskinan pun akan hilang di dunia, bila dunia menggunakan ekonomi syariah,” kata Dr. Aviliani, S.E., M.Si, senior researcher dari INDEF pada Focus Group Discussion (FGD), manfaat ekonomi Syariah bagi Indonesia,” di Jakarta, Rabu (16/7).

FGD tersebut diselenggarakan oleh Komite Nasional Ekonomi dan Keuangan Syariah (KNEKS) dengan judul “Kontribusi Ekonomi Syariah bagi Makroekonomi Indonesia”.

Aviliani menjelaskan, secara umum pasar itu ada dua macam, yakni pasar uang serta pasar barang dan jasa. Pasar uang umumnya merupakan tempat para orang kaya, sedangkan kalangan miskin berada di pasar barang-jasa.

Baca Juga: Selamat dari Longsor Maut, Subur Kehilangan Keluarga

Narasumber lainnya adalah Dr. Banjaran, Chief Economist Bank Syariah Indonesia (BSI) dan Dr. Rifki Ismal, S.E., M.A., dari Bank Indonesia.

Acara FGD dibuka oleh Ir. Putu Rahwadhiyasa, MBA, CPM, Direktur Bisnis dan Kewirausahaan Syariah KNEKS.

Putu menyatakan, ekonomi syariah telah berkembang baik di Indonesia, namun perlu jawaban secara ilmiah, apa kontribusinya bagi makroekonomi Indonesia.

Hasil FGD ini, juga akan menjadi salah satu bahan masukan bagi KNEKS yang saat ini tengah menyusun Masterplan Ekonomi dan Keuangan Syariah Indonesia (MEKSI) periode 2024 -2029.

Baca Juga: Terakreditas A, MER-C Training Center Komitmen Gelar Pelatihan Berkualitas

Di pasar barang – jasa, perlu ikhtiar baru ada penghasilan, sedangkan di pasar uang, cukup dengan ongkang-ongkang kaki bisa mendapatkan penghasilan.

Saat ini pasar uang tumbuh beribu-ribu kali lipat dibandingkan pasar barang dan jasa sehingga menimbulkan kesenjangan yang besar antara yang kaya dan yang miskin.

Sementara itu, Rifki Ismail menyatakan bahwa Industri halal berkembang secara signifikan di setiap negara Muslim, bahkan di negara non muslim. Halal telah menjadi tren global, sehingga banyak negara yang berlomba lomba menjadi pusat industri halal dunia.

Sebagai contoh, Tiongkok menjadi pusat busana muslim untuk Timur Tengah, Brazil menjadi pusat pengadaan unggas ke Timur Tengah, dan lain-lain.

Baca Juga: Tiba di Inggris, Presiden Prabowo Hadiri Undangan Raja Charles III

Rifki mengutip Indonesia Halal Markets Report 2021/2022 yang melaporkan bahwa dengan mendorong pertumbuhan ekspor produk halal, Foreign Direct Investment (FDI) dan substitusi impor, Indonesia berpotensi meningkatkan PDB nasional sebesar USD 5,1 miliar.

Narasumber berikutnya, Banjaran menyatakan bahwa intervensi dan akselerasi sektor ekonomi dan keuangan syariah dapat meningkatkan pertumbuhan ekonomi sehingga pada tahun 2029 dapat melebihi target yang dicanangkan (5,6%).

Hal itu dilakukan dengan penumbuhan sumber ekonomi baru melalui ekonomi dan keuangan syariah yang akan berkontribusi pada ekonomi nasional, baik dari sisi produksi, konsumsi, maupun fiskal.

Intervensi awal dapat dilakukan melalui pengembangan reverse tourism dari haji & umrah, pengembangan lanjutan dalam Halal Value Chain – khususnya Makanan dan Kosmetika, serta Bullion Services.

Baca Juga: Syubban Jambi Kibarkan Bendera Palestina di Puncak Gunung Dempo

Bullion Service adalah kegiatan yang berkaitan dengan emas dalam bentuk simpanan, pembiayaan, perdagangan, dan penitipan emas serta kegiatan yang dilakukan oleh lembaga jasa keuangan. []

 

Mi’raj News Agency (MINA)

Baca Juga: Ulama Palestina: Ujian Pertama untuk Bebaskan Al-Aqsa adalah Shubuh Berjamaah

Rekomendasi untuk Anda

Indonesia
Palestina
MINA Preneur
Ekonomi
Indonesia