Kuala Lumpur, MINA – Ekspor minyak kelapa sawit berjangka Malaysia turun untuk sesi ketiga berturut-turut pada hari Rabu (22/1), karena terhambat pembelian yang lebih rendah dari importir terkemuka India dan Cina.
Ekspor minyak sawit Malaysia per 1-20 Januari turun antara 7,4% dan 9,9% dari bulan sebelumnya, menurut surveyor kargo.
Sementara, ekspor ke Cina, importir terbesar kedua, telah rendah menjelang liburan Tahun Baru Imlek. Today Online melaporkan.
Kekhawatiran atas rendahnya ekspor ke India setelah pembeli minyak nabati terbesar di dunia membatasi impor minyak sawit olahan pada 8 Januari juga memukul sentimen pasar.
Baca Juga: Hadiri Indonesia-Brazil Business Forum, Prabowo Bahas Kerjasama Ekonomi
Pada sisi lainnya, impor kelapa sawit India turun sebanyak 11% pada 2019-2020 di tengah pertikaian diplomatik dengan Malaysia, kata pejabat industri India pekan lalu.
Kekhawatiran atas penyebaran virus corona baru dari Cina membuat pasar global tetap di ujung tanduk dan juga membebani bursa Malaysia.
Harga rata-rata minyak sawit akan melonjak 17,9% tahun ini, sebuah jajak pendapat Reuters dari para peserta industri.
Prediksi melonjaknya harga karena berkurangnya output di paruh pertama tahun ini dan konsumsi biodiesel yang lebih tinggi di produsen utama Indonesia dan Malaysia yang memperketat pasar.
Baca Juga: Rupiah Berpotensi Melemah Efek Konflik di Timur Tengah
Harga minyak kelapa sawit dipengaruhi oleh pergerakan harga minyak terkait karena mereka bersaing untuk mendapatkan bagian di pasar minyak sayur global. (T/RS2/R1)
Mi’raj News Agency (MINA)
Baca Juga: Komite Perlindungan Jurnalis Kutuk Israel atas Tebunuhnya Tiga Wartawan di Lebanon