Rakhines, Myanmar, 9 Jumadil Akhir 1436/29 Maret 2015 (MINA) – Anggota-anggota gerakan ekstremis Buddha “969” melancarkan aksi menyebar isu kehadiran ISIS di Rakhines, kota Maungdaw, dalam rangka kampanye anti Islam yang terus-menerus dilaksanakannya di Mhyanmar.
Kelompok ekstrimis pimpinan Ashin Wirathu itu menyebarkan isu bahwa kelompok teror yang menyalahgunakan nama Islam itu, ,telah memasuki Arakan, kata penduduk setempat.
Penduduk setempat juga mengatakan, militer telah menangkap dua militan dalam sebuah insiden di Rathidaung. Burmatimes yang dikutip Mi’raj Islamic News Agency (MINA) melaporkan, Ahad.
Dilaporkan, propaganda yang dilakukan oleh “969” tanpa henti menimbulkan kekacauan guna meningkatkan ketegangan antar Rakhine di Maungdaw.
Baca Juga: Gunung Berapi Kanlaon di Filipina Meletus, 45.000 Warga Mengungsi
“Tidak ada yang memungkiri, banyak yang membenarkan termasuk para ahli mengatakan, biksu-biksu berpengaruh di Myanmar, telah memperburuk ketegangan lama antara masyarakat Buddha dan Muslim di negara itu sejak kerusuhan antara dua kelompok meletus sejak 2012.”
“Biksu Myanmar mungkin tidak memulai kekerasan, tetapi mereka telah meningkatkan gelombang kekerasaan dengan cara menghasut banyak orang,” kata Michael Jerryson, seorang profesor studi agama dan asisten editor buku ‘Perang Buddha’.
Buku yang diterbitkan pada tahun 2010 lalu itu, menganalisis sisi kekerasan agama Buddha di Asia Tenggara, dan bagaimana organisasi Buddha menggunakan agama dan retorika untuk mendukung penaklukan militer pada lawan-lawan politik di dalam negeri.
Sebagai contoh, gerakan kelompok “969” (angka penting dalam ajaran Buddha) adalah kampanye nasionalis anti-Muslim yang didirikan pada awal 2013 di Myanmar untuk melindungi identitas Buddha di Myanmar.
Baca Juga: Presiden Korea Selatan Selamat dari Pemakzulan
Tokoh pemimpin kelompok tersebut menuduh umat Islam menghina dan mencoba untuk mendominasi masyarakat Myanmar secara politik dan ekonomi. Pendukung kelompok ekstrim “969” memakai stiker mengidentifikasi keanggotaan mereka yang juga diposting di toko dan kios milik Buddhis untuk mendorong umat Buddha agar hanya melakukan bisnis dengan sesama umat Buddha, dan mengutuk orang Budha yang membeli barang dari kalangan muslim.
Kelompok “969” sengaja mengedarkan rekaman suara kebencian mereka terhadap muslim di restoran dan toko-toko di seluruh negeri, termasuk pidato dari seorang biksu berpengaruh dan terkenal, U-Wirathu, yang telah memicu kecaman internasional dan berpidato lantang menunjukkan kebenciannya terhadap muslim.
“Biksu semestinya bertindak sebagai pedoman moral yang utama dalam masyarakat Buddhisme Theravada yang dipraktekkan di negara-negara Asia Tenggara termasuk Myanmar, Sri Lanka, Thailand, Kamboja, dan Laos.”
Human Rights Watch (HRW) mengungkapkan, Pemerintah Myanmar tidak berbuat maksimal untuk membendung dan menghentikan pidato kebencian biksu-biksu di Myanmar.(T/P004/P2)
Baca Juga: Jumat Pagi Sinagog Yahudi di Meulbourne Terbakar
Mi’raj Islamic News Agency (MINA)
Baca Juga: Taliban Larang Pendidikan Medis Bagi Perempuan, Dunia Mengecam