El‑Fasher, MINA — Kondisi kemanusiaan di El‑Fasher, ibu kota negara bagian Darfur Utara semakin mengkhawatirkan setelah lebih dari 62.000 warga mengungsi hanya dalam waktu empat hari terakhir, yaitu antara 26 hingga 29 Oktober.
Laporan dari International Organization for Migration (IOM) menyebutkan bahwa setidaknya 62.263 orang meninggalkan El-Fasher dan wilayah sekitarnya setelah kota ini direbut oleh Rapid Support Forces (RSF). Pada 29 Oktober saja tercatat sekitar 26.080 pengungsi.
Krisis ini turut diperparah oleh kekurangan pangan, air bersih dan tempat berteduh yang layak. Salah satu rute pengungsian besar menuju El‑Obeid, dengan sekitar 1.900 orang tiba dalam kondisi sulit.
Kekerasan dan pelanggaran hak asasi manusia dilaporkan semakin marak. RSF dituduh melakukan pembunuhan massal, penahanan sewenang-wenang, hingga serangan terhadap fasilitas medis di wilayah yang semula dikepung.
Baca Juga: Langkah Berani Maladewa, Generasi Muda Dilarang Merokok Seumur Hidup
Konflik bersenjata antara RSF dan militer Sudan yang telah berlangsung sejak April 2023 terus memaksa jutaan warga mengungsi.
Situasi ini menegaskan bahwa krisis di Sudan bukan hanya sekadar konflik militer semata, melainkan juga bencana kemanusiaan yang memerlukan perhatian dan aksi cepat komunitas internasional. []
Mi’raj News Agency (MINA)
Baca Juga: Afghanistan dan Pakistan Sepakat Perpanjang Gencatan Senjata
















Mina Indonesia
Mina Arabic