Tel Aviv, MINA – Elor Azaria, mantan tentara Israel yang secara brutal menembak mati seorang pria Palestina yang terluka dan tergeletak tak berdaya di tanah, mengatakan bahwa dia “tidak menyesal”.
Pernyataan itu ia ungkapkan dalam wawancara pertamanya sejak meninggalkan penjara tiga bulan lalu, demikian The New Arab melaporkan.
Azaria mengatakan kepada harian Hayom pada Rabu (29/8), jika dia dapat menghidupkan kembali insiden Maret 2016 di kota Hebron, Tepi Barat, “Saya akan bertindak persis sama, karena itulah saya harus bertindak.”
Azaria menjalani dua pertiga dari hukumannya dikurangi 14 bulan setelah dihukum karena pembunuhan.
Baca Juga: 22.000 Truk Tertahan di Perbatasan, WHO Desak Penambahan Bantuan Masuk Gaza
Ia telah difilmkan menembak dari jarak dekat kepala seorang penyerang Palestina yang terluka dan telah dilumpuhkan sebelumnya oleh tentara yang lain. Militer Israel telah menuntutnya dan mengatakan bahwa Azaria melanggar etika.
Dalam wawancaranya tersebut, ia menuding militer Israel “menelantarkan” dia. (T/RI-1/B05)
Mi’raj News Agency (MINA)
Baca Juga: Hamas: Serangan Israel Tidak akan Hapus Identitas Islam di Masjid Al-Aqsa