Chicago, 22 Dzulqa’dah 1435/17 September 2014 (MINA) – Harga emas berjangka di divisi COMEX New York Mercantile Exchange naik tipis pada Rabu pagi WIB (17/9), setelah harga produsen Amerika Serikat (AS) untuk Agustus mendatar, di tengah pertemuan kebijakan Federal Reserve (Bank Sentral AS).
Kontrak emas yang paling aktif untuk pengiriman Desember, naik 1,6 dolar AS, atau 0,13 persen, menjadi menetap di 1.236,7 dolar AS per ounce.
Perdagangan masih rendah karena para pedagang sedang menunggu hasil pertemuan dua hari bank sentral AS mengenai suku bunga, ANTARA News yang dikutip Mi’raj Islamic News Agency (MINA) melaporkan.
Data inflasi moderat yang dirilis oleh Departemen Tenaga Kerja AS agak meredakan kekhawatiran tentang kenaikan suku bunga The Fed lebih cepat dari yang diperkirakan.
Baca Juga: IKAPI Gelar Islamic Book Fair 2025, Catat Agendanya
Beberapa analis percaya bahwa emas tidak berkinerja dengan baik tahun ini, meskipun banyak kesempatan untuk melakukannya. Mereka mengatakan bahwa para pedagang mulai menyadari ada sangat sedikit keuntungan memegang emas karena ekonomi AS membaik.
Perak untuk pengiriman Desember naik 10,1 sen, atau 0,54 persen, menjadi ditutup pada 18,721 dolar AS per ounce. Platinum untuk pengiriman Oktober naik 3,8 dolar AS, atau 0,28 persen, menjadi ditutup pada 1.367,3 dolar per ounce. Demikian Xinhua.
Beberapa hari sebelumna, emas berjangka di divisi COMEX New York Mercantile Exchange ditutup lebih rendah pada Jumat (Sabtu pagi WIB) untuk sesi kelima berturut-turut, karena data penjualan ritel meningkatkan kepercayaan pedagang terhadap pemulihan AS.
Kontrak emas yang paling aktif untuk pengiriman Desember, jatuh 7,5 dolar AS, atau 0,61 persen, menjadi menetap di 1.231,5 dolar AS per ounce, Xinhua melaporkan.
Baca Juga: Semangat dan Haru Iringi Pemberangkatan Kloter Pertama Haji dari Surabaya
Sebuah indeks sentimen konsumen oleh Pusat Survei Konsumen University of Michigan naik menjadi 84,6 pada September, tingkat tertinggi sejak Juli 2013.
Laporan yang sama mengatakan jumlah orang Amerika yang memperkirakan pendapatannya akan meningkat berada pada tingkat tertinggi sejak November 2008. (T/P001/R11)
Mi’raj News Agency (MINA)
Baca Juga: Indonesia Alihkan Ekspor ke Eropa dan Australia Hadapi Tarif Tinggi dari AS