Kota Kuwait, MINA – Emir Kuwait Sheikh Sabah Al-Ahmad Al-Jaber Al-Sabah berangkat ke Washington Jumat (1/9) untuk menemui Presiden Donald Trump membicarakan soal Qatar.
Ini menjadi kunjungan resmi pertamanya Emir Kuwait ke AS sejak Presiden Donald Trump mulai menjabat awal tahun ini.
Menurut kantor berita resmi Kuwait KUNA, Emir tersebut dijadwalkan bertemu dengan Trump pada 7 September di Gedung Putih, namun tidak ada rincian lebih lanjut mengenai rencana perjalanan emir.
Baca Juga: Dua Tentara Cadangan Israel Ditangkap Atas Dugaan ‘Mata-Mata Iran’
Diharapkan kedua pemimpin tersebut akan membahas krisis diplomatik antarnegara Arab dengan Qatar yang terblokade.
Pada awal Juni, Arab Saudi, Uni Emirat Arab, Bahrain dan Mesir secara keseluruhan memutuskan hubungan dengan Qatar.
Keempat negara kemudian menuntut agar Doha memenuhi daftar permintaan mereka, termasuk penutupan media Al Jazeera atau akan menghadapi sanksi tambahan.
Doha sampai sekarang menolak tuntutan tersebut, dan menyebutkan upaya untuk mengisolasinya sebagai pelanggaran terhadap hukum internasional dan kedaulatan nasionalnya.
Baca Juga: POPULER MINA] Trump Usul Relokasi Warga Gaza ke Indonesia dan Pertukaran Sandera
Qatar merupakan sekutu kunci AS di wilayah ini dan merupakan rumah bagi salah satu basis militer terbesar AS di Timur Tengah.
Qatar dengan keras membantah tuduhan negeranya mendukung terorisme.
Kuwait, telah berusaha untuk menengahi krisis tersebut, mengirimkan sejumlah utusan tingkat tinggi untuk menyampaikan pesan antara Qatar dan negara-negara yang memblokadenya.
Namun, upaya mediasi sejauh ini gagal menghasilkan terobosan dan hubungan antara Doha dan blok empat negara tetap belum pulih.
Baca Juga: Turkish Airlines Kembali Terbang ke Suriah setelah 11 Tahun
Dalam perjalanannya ke AS, Emir Kuwait ditemani Menteri Luar Negeri Sheikh Sabah Al-Khalid Al-Hamad Al-Sabah, Menteri Dalam Negeri Sheikh Khalid Al-Jarrah Al-Sabah, Menteri Keuangan Anas Khalid Al-Saleh, dan Wakil Ketua Garda Nasional Sheikh Meshal Al-Ahmad Al-Jaber Al Sabah. (T/RS2/P1)
Miraj News Agency (MINA)
Baca Juga: Yaman Bebaskan Awak Kapal Inggris setelah Gencatan Senjata di Gaza