Doha, (MINA) – Emir Qatar Sheikh Tamim bin Hamad Al-Thani menegaskan pada Selasa (14/11), negara-negara yang memberlakukan sanksi terhadap negaranya tidak berniat mencari solusi atas krisis tersebut.
“Kami siap untuk penyelesaian sebagai bagian dari dialog yang didasarkan pada saling menghormati kedaulatan,” tambah Emir Qatar dalam pidato di Dewan Shura Konsultatif negara tersebut. Demikian World Bulletin memberitakannya yang dikutip MINA.
“Namun, kami sadari dari indikasi yang muncul dari blokade tersebut menyatakan bahwa mereka tidak ingin mencapai solusi,” katanya.
Pada Juni, Arab Saudi, Uni Emirat Arab, Mesir dan Bahrain secara tiba-tiba memutuskan hubungan diplomatik dan komersial dengan Qatar, menuduhnya mendukung kelompok teroris di wilayah tersebut.
Baca Juga: Lima Paramedis Tewas oleh Serangan Israel di Lebanon Selatan
Keempat negara tersebut juga mengancam Qatar dengan sanksi tambahan jika pemerintah Doha gagal memenuhi daftar permintaan yang panjang, termasuk salah satunya adalah menutup media berita Qatar, Al Jazeera.
Qatar, sejauh ini menolak untuk mematuhi dan dengan keras menolak tuduhan tersebut. Qatar menggambarkan usaha yang dipimpin oleh Saudi sebagai pelanggaran hukum internasional dan kedaulatan nasionalnya sendiri.
“Kami tidak takut diboikot oleh negara-negara blokade, tapi diperlukan kehati-hatian,” kata Emir Qatar.
Dia juga mengatakan, negara blokade tersebut berusaha menyebabkan “guncangan politik untuk mempengaruhi stabilitas negara kami dan memaksa kami untuk meninggalkan kemerdekaan kami.” (T/R03/RI-1)
Baca Juga: Militer Israel Akui Kekurangan Tentara dan Kewalahan Hadapi Gaza
Mi’raj News Agency (MINA)