Paris, 11 Sya’ban 1438/8 Mei 2017 (MINA) – Emmanuel Macron terpilih sebagai Presiden Perancis hari Ahad (7/5) dengan visi integrasi Eropa yang ramah bisnis.
Secara mengejutkan Macron mengalahkan kandidat Marine Le Pen, nasionalis sayap kanan yang mengancam untuk membawa negara itu menarik diri dari Uni Eropa. Demikian Al Jazeera memberitakan yang dikutip MINA.
Kemenangan itu juga menghancurkan dominasi partai-partai Perancis dan akan membawa kelegaan besar kepada sekutu Eropa.
Majunya Le Pensebagai calon presiden, menimbulkan kekhawatiran akan terjadi pergolakan populis karena mengikuti referendum Inggris untuk keluar dari Uni Eropa dan terpilihnya Donald Trump sebagai presiden Amerika Serikat.
Baca Juga: Kelelahan Meningkat, Banyak Tentara Israel Enggan Bertugas
Macron yang adalah mantan bankir investasi berusia 39 tahun, pernah menjabat sebagai Menteri Ekonomi selama dua tahun.
Dia akan menjadi pemimpin termuda Perancis sejak Napoleon.
Macron mengalahkan Le Pen dengan perolehan 65 persen suara, jauh mengungguli Le Pen yang hanya 35 persen.
Terpilihnya Macron menunjukkan rakyat Perancis memutuskan membangun masa depan negaranya bersama Uni Eropa
Baca Juga: Bahas Krisis Regional, Iran Agendakan Pembicaraan dengan Prancis, Jerman, Inggris
“Sebuah halaman baru dalam sejarah panjang kita telah berubah malam ini,” kata Macron dalam sebuah pidato singkat kepada pers setelah hasilnya diumumkan.
Kolumnis politik Perancis Pierre Haski mengatakan bahwa kemenangan Macron “belum pernah terjadi sebelumnya”. (T/RI-1/RS1)
Mi’raj Islamic News Agency (MINA)
Baca Juga: Serangan Hezbollah Terus Meluas, Permukiman Nahariya di Israel Jadi Kota Hantu