Image for large screens Image for small screens

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Damai di Palestina = Damai di Dunia

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Empati dan Dampaknya terhadap Kesehatan Mental

Bahron Ansori Editor : Rudi Hendrik - 28 detik yang lalu

28 detik yang lalu

0 Views

Ilustrasi (Gambar: Freepik)

EMPATI adalah kemampuan untuk merasakan, memahami, dan berbagi perasaan orang lain. Ini bukan hanya sebuah tindakan simpati, tetapi lebih kepada merasakan apa yang dirasakan oleh orang lain, baik dalam kebahagiaan maupun kesedihan mereka. Empati sering dianggap sebagai kualitas penting dalam hubungan interpersonal yang sehat. Namun, tahukah Anda bahwa empati juga memiliki dampak yang mendalam pada kesehatan mental kita?

Di dunia yang semakin terhubung melalui media sosial dan komunikasi digital, empati dapat berfungsi sebagai jembatan yang menghubungkan orang-orang dari berbagai latar belakang. Ketika seseorang menunjukkan empati, baik dalam kata-kata maupun tindakan, mereka tidak hanya membantu orang lain merasa didengar dan dihargai, tetapi juga menciptakan hubungan yang lebih mendalam dan positif. Hubungan yang kuat ini, pada gilirannya, dapat memperkuat kesejahteraan mental kita.

Penelitian menunjukkan bahwa orang yang memiliki tingkat empati yang tinggi cenderung memiliki tingkat stres yang lebih rendah. Mereka juga lebih mampu mengelola emosi dan menangani tantangan hidup dengan lebih efektif. Sebaliknya, kekurangan empati atau ketidakmampuan untuk merasakan atau memahami perasaan orang lain dapat menyebabkan isolasi sosial dan perasaan kesepian yang berkontribusi pada masalah kesehatan mental seperti kecemasan dan depresi.

Empati juga dapat berperan penting dalam mengurangi perasaan kecemasan dan meningkatkan perasaan kebahagiaan. Ketika seseorang menunjukkan empati kepada orang lain, otak melepaskan hormon-hormon yang berhubungan dengan kebahagiaan, seperti oksitosin dan endorfin. Hormon-hormon ini tidak hanya meningkatkan mood, tetapi juga dapat mengurangi tekanan darah dan mengurangi risiko penyakit jantung, yang secara langsung berhubungan dengan kesehatan fisik dan mental.

Baca Juga: Stres dan Hati Buruk, Penyebab Sakit Lambung

Namun, empati juga memiliki sisi yang lebih kompleks. Terlalu banyak empati, atau yang dikenal sebagai “overempathizing”, dapat menyebabkan kita merasakan kelebihan beban emosional. Ini terjadi ketika kita terlalu terlibat dalam perasaan orang lain sehingga kita mengabaikan kesejahteraan kita sendiri. Kondisi ini bisa menurunkan energi kita, menyebabkan kelelahan emosional, dan akhirnya meningkatkan risiko gangguan mental seperti burnout dan stres kronis.

Penting untuk membedakan antara empati yang sehat dan empati yang berlebihan. Empati yang sehat melibatkan memberi perhatian dan dukungan kepada orang lain tanpa mengorbankan kebutuhan atau perasaan diri sendiri. Dalam kondisi ini, kita dapat menunjukkan empati tanpa kehilangan keseimbangan emosional, dan ini dapat memperkuat hubungan serta membantu menjaga kesehatan mental kita.

Mengembangkan empati tidak hanya bermanfaat bagi orang lain, tetapi juga bagi diri kita sendiri. Salah satu cara untuk meningkatkan empati adalah dengan mendengarkan secara aktif. Ini berarti memberi perhatian penuh kepada orang yang berbicara, tidak terburu-buru untuk memberi saran atau menyela, tetapi benar-benar mencoba memahami perasaan dan perspektif mereka.

Praktik empati juga dapat diterapkan dalam diri sendiri. Seringkali kita terlalu keras pada diri kita sendiri, merasa cemas atau takut akan kegagalan. Dengan menerapkan empati terhadap diri sendiri, kita belajar untuk menerima kelemahan dan kesalahan kita, serta memberi dukungan dan kasih sayang pada diri sendiri, yang sangat penting bagi kesehatan mental yang baik.

Baca Juga: Manfaat Kopi untuk Kesehatan Tubuh

Empati juga berperan dalam meningkatkan kualitas hidup secara keseluruhan. Ketika kita menunjukkan empati kepada orang lain, kita sering kali menerima kebaikan dan dukungan yang sama. Hal ini menciptakan lingkungan yang lebih positif, baik dalam hubungan pribadi, tempat kerja, atau masyarakat. Lingkungan yang mendukung dan penuh perhatian ini dapat mengurangi tingkat stres dan meningkatkan kepuasan hidup secara keseluruhan.

Pada tingkat yang lebih besar, empati dapat membentuk budaya yang lebih inklusif dan ramah. Dalam masyarakat yang empatik, orang merasa lebih terhubung dan lebih dihargai, yang pada akhirnya berkontribusi pada kesejahteraan kolektif. Di tempat kerja, empati dapat menciptakan lingkungan yang lebih sehat, di mana rekan kerja saling mendukung dan membantu mengurangi tekanan pekerjaan yang berlebihan.

Namun, empati tidak selalu mudah untuk diterapkan, terutama dalam situasi yang penuh tekanan atau konflik. Dalam keadaan seperti ini, sering kali lebih mudah untuk merasa terpisah atau bahkan defensif terhadap orang lain. Tetapi dengan berlatih kesabaran dan keterbukaan, kita dapat belajar untuk merasakan apa yang orang lain alami, dan ini dapat membantu mencegah ketegangan dan meningkatkan hubungan interpersonal.

Ketika kita berlatih empati, kita juga belajar untuk lebih bijak dalam menghadapi perbedaan. Di dunia yang penuh dengan keragaman budaya, agama, dan pandangan hidup, empati membantu kita untuk menghargai perbedaan dan memahami sudut pandang orang lain tanpa cepat menilai. Ini membuka jalan bagi komunikasi yang lebih efektif dan menciptakan kedamaian dalam hubungan sosial kita.

Baca Juga: Kecemasan Berlebih, Dampak dan Solusinya

Akhirnya, empati adalah investasi dalam kesehatan mental kita sendiri. Dengan meningkatkan empati, kita tidak hanya memperbaiki hubungan kita dengan orang lain, tetapi kita juga memperkuat kapasitas kita untuk mengelola emosi dan stres. Dalam dunia yang penuh dengan tantangan, empati adalah kekuatan yang dapat membantu kita bertahan dan tumbuh secara mental dan emosional.

Sebagai kesimpulan, empati adalah alat yang sangat berharga dalam meningkatkan kesehatan mental kita. Tidak hanya membantu kita membangun hubungan yang lebih kuat dan mendalam, tetapi juga memungkinkan kita untuk mengelola perasaan kita dengan lebih baik, mengurangi stres, dan menciptakan lingkungan yang lebih positif. Dengan mengembangkan empati dalam kehidupan sehari-hari, kita dapat menciptakan keseimbangan emosional yang lebih sehat, yang pada gilirannya meningkatkan kualitas hidup kita secara keseluruhan.[]

Mi’raj News Agency (MINA)

Baca Juga: Tips Menjaga Kesehatan Selama Beribadah Haji

Rekomendasi untuk Anda

MINA Health
MINA Health
MINA Health
MINA Health
Khadijah