Oleh: Rina Asrina
wartawan bidang Palestina dan Timur Tengah Mi’raj Islamic News Agency (MINA)
Pada 6 Juli 2014, pasukan penjajah Israel melancarkan serangan massif ke sebuah jalur yang besarnya sepertiga Jakarta di salah satu bagian wilayah Palestina Jalur Gaza dalam operasi terbaru mereka yang disebut “Protective Edge”.
Baca Juga: [Hadits Arbain ke-11] Ragu-ragu Mundur!
Jalur Gaza telah menderita berbagai jenis penindasan yang dijalankan aggressor Israel dalam upaya pengklaiman negara ‘Zionis’ mereka. Penindasan dari tahun ke tahun semakin diperburuk dengan pengepungan total atas Jalur Gaza pada 2007, saat Hamas (gerakan perlawanan di Jalur Gaza yang paling dibenci Israel) memenangkan pemilu Palestina saat itu mengalahkan Fatah yang berpusat di Tepi Barat.
Hamas memiliki perjuangan yang besar dalam menjaga Jalur Gaza agar tidak dimasuki Israel dan telah berhasil sampai saat ini, meskipun dari perjuangan itu korban berjatuhan tidak bisa dielakkan, karena penjajah Israel berusaha melakukan segala cara untuk bisa mencaplok area kecil yang didalamnya terdapat 1,7 rakyat Palestina.
Gerakan perlawanan ini memiliki sayap militer yang dikenal baik dengan Brigade Izzudin Al-Qassam. Brigade ini menjadi sangat terkenal dalam upaya-upaya terbaru mereka yang mengejutkan Israel dan kejutan ini telah menjadi poin kemenangan yang dimiliki para pejuang Palestina dalam upaya mempertahankan tanah mereka dari penjajahan Israel.
Memasuki hari ke-17 dalam peperangan terbaru tentara penjajah Israel-para pejuang Palestina, Al-Qassam serta gerakan perlawanan lainnya memberikan hal-hal baru yang ‘menakutkan’ bagi pemerintah penjajah termasuk para warganya, sampai-sampai pada 16 Juli 2014 penasehat keamanan nasional Israel Yaakov Amidror mengatakan kepada Channel 2 Israel dirinya terkejut akan kemajuan-kemajuan yang dicapai Hamas. Tidak hanya itu, media media israel menyatakan bahwa Hamas telah melakukan hal yang tidak pernah dilakukan oleh negara arab sekalipun.
Baca Juga: Muasal Slogan ”Al-Aqsa Haqquna”
Untuk mempermudah ingatan kita mengetahui alasan-alasan kemenangan itu, maka berikut hal-hal yang menjadi torehan sejarah bagi tentara Arab Palestina dalam melawan penjajahan terhadap mereka:
- Bukan Lawan Imbang
Sebagai sekutu utama, sejak 2007 AS telah menginvestasikan lebih dari $ 1 miliar dalam program pertahanan rudal dan roket di Israel, menambah total bantuan mencapai lebih dari 115 miliar dolar AS (lebih dari 1058 triliyun rupiah) pada 2012.
AS memberikan dana itu sebagai hibah yang diambil dari miliaran dolar uang pembayar pajak Amerika setiap tahunnya dalam bentuk bantuan militer dan ekonomi. Secara hukum tindakan AS ini dibenarkan dengan dalih sebagai bagian dari paket bantuan luar negeri Pemerintah AS.
Menurut laporan yang diterbitkan oleh Layanan Penelitian Kongres, Israel telah menerima bantuan dari AS lebih dari 15 negara Eropa, untuk memulihkan dari kehancuran yang disebabkan selama Perang Dunia II.
Baca Juga: Enam Prinsip Pendidikan Islam
Lebih dari 67 miliar dolar bantuan Washington untuk Israel selalu berupa bantuan militer, seperti pesawat tempur F16 buatan AS, pesawat tanpa awak (drone) canggih, tank-tank yang beragam jenisnya, system penangkal rudal (Iron Dome) yang mengandalkan radar canggih, dan lain sebagainya.
Sedangkan para pejuang Palestina yang berada di jalur Gaza tidak memiliki bantuan luar negeri, kecuali desas-desus yang mengatakan para pejuang dilatih membuat roket oleh Iran, Suriah, dan bantuan dana Qatar. Para pejuang yang hidup dalam pengepungan sejak 2007 dituduh mendapatkan selundupan senjata dari negara-negara musuh utama Israel, AS melalui terowongan-terowongan mereka yang kini 90% dari terowongan itu dihancurkan oleh Mesir menyusul penggulingan presiden Muhamad Mursi pada juli 2013.
Pasukan Israel dilaporkan memiliki lebih dari 3000 tank, termasuk 441 berjenis Merkava Mk-l, 455 Merkava Mk-ll, 454 Merkava Mk-III, 175 Merkava Mk-IV, dan 206 model Centurion. Israel juga memiliki kendaraan tempur berat sebanyak 9.436, senjata pelontar sebanyak 706, senjata artileri sebanyak 350, dan sistem peluncur roket sebanyak 88.
Sedangkan Hamas dan para pejuang Palestina tidak memiliki satu jenis tank pun, di mana mereka hanya mengandalkan senapan model lama AK-47 di tambah kendaraan perang dan peluncur granat RPG-7, kendaraan patrol bersenjata BDRM-2, dan senjata anti pesawat tempur caliber 14,5 mm dan 12,7 mm, ketidakseimbangan ini belum termasuk peralatan laut dan udara milik Israel yang dibantu AS.
Baca Juga: [Hadits Arbain ke-10] Makanan dari Rezeki yang Halal
- Roket Baru Bersejarah Palestina
Sejak dimulainya agresi Israel lima belas hari yang lalu terhadap Gaza, para pejuang Gaza sudah melontarkan setidaknya tiga ribu roket dari berbagai jenis. Al-Qassam dan Brigade Al Quds, sayap militer gerakan perlawanan Jihad Islami adalah penyumbang terbesar dari ribuan roket yang ditembakkan ke Israel, ini masih belum seimbang dengan ratusan ribu rudal dengan system GPS yang ditembakkan Israel ke Gaza sejak awal peperangan terjadi.
Pejuang Palestina sejak awal blokade hanya mampu menembakkan roket sejauh 25 km atau paling jauh 75 km dengan roket-roket rakitan mereka. Namun kali ini, tahun ini, roket terbaru mereka yang berjenis R 160 mampu mencapai jarak terjauh ke Haifa, sekitar 165 km dari Jalur Gaza, sebuah kemajuan yang membuat kaget pemerintahan penjajah dan pemukim ilegalnya. Roket M 75 mereka juga mampu menjangkau Tel Aviv. Mereka bahkan mendaratkan roket di dekat bangunan program nuklir Israel di Dimona, menempatkan semua wilayah-wilayah yang dikuasai Israel dalam sirene darurat yang semakin sering berbunyi menandakan bahaya untuk para warganya.
Meskipun ratusan peluncuran roket dari Gaza ini berhasil dihalau Iron Drome mereka, para pejuang berhasil meyakinkan bahwa tidak ada satupun daerah di Israel yang aman dari roket-roket mereka, sama seperti ketika jalur kecil Gaza tidak aman dari rudal-rudal Israel.
Selain itu, Jalur Gaza adalah salah satu tempat yang paling dipantau di Bumi oleh Israel. Dan bagi intelijen serta lembaga keamanan Israel, menghentikan Hamas dari mendapatkan teknologi roket mematikan telah menjadi prioritas yang sangat tinggi. Namun hingga hari ini mereka masih belum mengetahui lokasi-lokasi para pejuang Palestina di jalur yang kecil ini, membuktikan Israel melangkah di tangga kegagalan selanjutnya.
Baca Juga: Wawancara Eksklusif Prof. Anbar: Pendidikan Jaga Semangat Anak-Anak Gaza Lawan Penindasan
- Peluncuran Drone Yang Tak Terdeteksi
Para pejabat Israel mengatakan kepada The Daily Beast pihaknya telah meluncurkan pesawat mata-mata khusus yang mereka sebut “Eye of the Sky Skuadron,” yang terbang tanpa terdeteksi di langit Gaza. Selain itu mereka juga memiliki balon udara yang ditempelkan dengan kamera dan sensor lain yang dapat menghasilkan gambar termal dari lokasi ramai yang dipantau. Ada juga yang drone yang menangkap sinyal, spektrum nirkabel, untuk menyadap tweet, email, Skype, maupun jejaring sosial lainnya yang aktif di Gaza. Di Gaza terdapat menara seluler palsu yang menahan panggilan ponsel dengan menipu ponsel untuk mengirim sinyal ke stasiun utama. Di bawah tanah, Israel memasang sirkuit khusus menyedot aliran data dari dua kabel serat optik yang menyediakan akses internet kecepatan tinggi di dalam Gaza. Itulah kenapa koresponden kantor berita Islam Mi’raj (Mi’raj Islamic News Agency/MINA) di Jalur Gaza terkejut akan kecepatan koneksi internet yang jauh melebihi Indonesia padahal Gaza adalah jalur yang diblokade dan dengan koneksi internet yang disediakan Israel.
Namun, sekali lagi, dengan fasilitas pemantauan yang super canggih terhadap Jalur Gaza, Israel masih belum bisa memantau ruang gerak para pejuang Palestina (yang insyaallah karena perlindungan Allah semata) selama ini. Bahkan, saat para pejuang Palestina mengungkapkan peluncuran drone pertama mereka kepada publik setelah peluncuran pertamanya berhasil sampai ke Tel Aviv, wilayah Palestina yang dikuasai Israel.
- Serangan Bawah Laut Palestina
Pada 18 Juli 2014, untuk pertama kalinya Al Qassam meluncurkan “pasukan katak” yang mampu menyusup masuk melalui bawah laut ke markas tentara laut Israel di pantai Ashkelon. Beberapa orang para pejuang meninggal dalam operasi tersebut, namun mereka mampu membunuh tujuh orang angkatan laut Israel dan lainnya terluka.
Dalam gambar yang diunggah kantor berita Gaza Today di situs jejaring sosial Twitter, memperlihatkan aksi salah seorang tentara Hamas yang sedang berada di kedalaman laut. Hamas dalam pernyataan resminya menyatakan “komando laut al Qassam telah berhasil melaksanakan misinya seperti yang direncanakan,” menambah daftar kejutan terbaru bagi Israel menjelang hari raya Idul Fitri 1435.
Baca Juga: [Hadits Arbain ke-9] Jalankan Semampunya
- Terowongan Ke Jantung Israel
Setelah Komando Pasukan Katak Hamas melalaui perairan Gaza berhasil memasuki wilayah Palestina yang diduduki penjajah Zionis, kini pasukan lain kembali mengagetkan Israel dengan menerobos perbatasan Israel melalui terowongan yang salah satunya berhasil menembus Ashkelon, lima kilometer dari Gaza.
Melalui situs resminya, pihak Al Qassam menyatakan para pejuangnya berhasil menyusup ke wilayah Kibutz Sufa melalui terowongan yang berada di belakang posisi musuh. Mereka melakukan misi pengintaian dalam rangka mengetahui posisi musuh dan sempat berada di wilayah tersebut selama setengah jam.
Ketika sejumlah kendaraan tempur menyerang para pejuang tersebut, mereka melakukan perlawanan, hingga musuh memilih mundur. Setelah itu pesawat tempur Zionis mengambil alih penyerangan hingga para pejuang memutuskan untuk keluar dari wilayah itu melalui terowongan.
Sejauh ini pihak pejuang masih merahasiakan jumlah dan lokasi-lokasi terowongan yang mereka bangun ke kota-kota di Israel demi kesukseskan aksi mereka dalam rangka menghalau pasukan penjajah Israel. Bahkan menurut sebuah sumber terpercaya, terowongan terowongan itu sudah mengarah ke Al Quds, dimana Masjid Al Aqsha berada. Namun, ini menjadi bukti kemenangan mereka sebagai komunitas perlawanan kecil dalam menghalau upaya entitas Zionis yang didukung negara-negara adidaya seperti AS, Inggris, Jerman, dan sebagian negara-negara Eropa lainnya.
Baca Juga: Wawancara Eksklusif Prof El-Awaisi: Ilmu, Kunci Pembebasan Masjid Al-Aqsa
- Korban Israel Terbanyak
Brigade Izzuddin Al-Qassam, sayap militer gerakan perlawanan Palestina Hamas mengumumkan dari 7-22 Juli 2014 setidaknya 52 tentara penjajah Israel, termasuk perwira dan prajuritnya, tewas dalam pertempuran darat dengan Al-Qassam dalam perang terbaru mereka, hal ini merupakan sejarah terbaru bagi peperangan Israel-Gaza karena korban Israel biasanya tidak pernah berjatuhan sebanyak ini, meskipun pihak Israel membantah hal ini dengan menyebutkan hanya 27 dari tentara mereka yang meninggal dalam perang darat dengan pejuang Palestina.
Yuval Steinitz, ketua sayap kanan komite urusan luar negeri dan pertahanan parlemen Israel, mengibaratkan kemenangan Hamas sebagai “gempa bumi” bagi Israel dan menyebutnya sebagai “kekalahan tragis bagi Israel dalam perang melawan ‘terorisme’.”(L/P03/R2)
Mi’raj Islamic News Agency (MINA)
Baca Juga: Amalan Sunnah pada Hari Jumat