Image for large screens Image for small screens

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Damai di Palestina = Damai di Dunia

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Enam Fasilitas Kesehatan Gaza Lumpuh Akibat Krisis BBM

Widi Kusnadi Editor : Rudi Hendrik - 8 detik yang lalu

8 detik yang lalu

0 Views

Salah satu sudut Rumah Sakit di Gaza. (Foto: Ma'an News)

Gaza, MINA – Enam fasilitas layanan kesehatan di Jalur Gaza terpaksa menghentikan operasionalnya akibat krisis bahan bakar yang semakin parah, menyusul blokade berkelanjutan oleh Israel sejak Maret lalu.

Kementerian Kesehatan Gaza dalam pernyataan resminya pada Selasa (22/7) mengungkapkan bahwa fasilitas yang berhenti beroperasi mencakup Rumah Sakit Al-Khidmah, stasiun pusat oksigen, Klinik Al-Salam, Klinik Al-Shati, Pusat Medis Al-Jalaa, dan Pusat Medis Haidar Abdel Shafi.

“Situasi ini terjadi karena penolakan terus-menerus Israel untuk mengizinkan Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) menyalurkan BBM ke rumah sakit-rumah sakit, terutama di Gaza dan wilayah utara,” ungkap Kementerian, seperti dikutip Middle East Monitor, Rabu (23/7).

Lebih lanjut, pihak Kementerian memperingatkan bahwa seluruh layanan rumah sakit di Jalur Gaza dapat lumpuh total dalam waktu 48 jam jika bahan bakar tidak segera masuk.

Baca Juga: Pengakuan Tentara Bayaran AS: Saya Belum Pernah Melihat Kekerasan Seperti Ini terhadap Warga tak Bersenjata

“Ini adalah upaya sistematis untuk menghancurkan sisa-sisa sistem kesehatan yang masih bertahan,” tambahnya.

Kondisi krisis ini memperparah penderitaan lebih dari dua juta penduduk Gaza, yang sejak agresi militer Israel pada Oktober 2023 telah mengalami keruntuhan infrastruktur, kelaparan ekstrem, serta blokade darat, laut, dan udara.

Badan PBB untuk Pengungsi Palestina (UNRWA) dalam laporan terbaru menyatakan bahwa cadangan bahan bakar di Gaza telah mencapai tingkat kritis. Dalam pernyataan bersama dengan lembaga-lembaga PBB lainnya pada 12 Juli, ditegaskan bahwa tanpa pasokan BBM, seluruh operasi kemanusiaan, termasuk distribusi air bersih, bantuan pangan, dan layanan kesehatan, akan runtuh.

Situasi ini diperburuk dengan serangan udara yang terus berlanjut. Serangan terbaru pada Selasa (22/7) dilaporkan menewaskan 25 orang di berbagai wilayah Gaza, sementara data Kementerian Kesehatan menyebutkan total korban jiwa sejak Oktober 2023 telah melampaui 59.000 orang, lebih dari separuhnya merupakan perempuan dan anak-anak.

Baca Juga: PBB: Lebih dari 1.000 Warga Gaza Dibunuh Israel saat Cari Bantuan

Di tengah bencana kemanusiaan ini, komunitas internasional kembali menyerukan penghentian blokade dan akses tanpa hambatan untuk bantuan kemanusiaan. Namun hingga kini, Israel tetap menahan masuknya pasokan vital dengan alasan keamanan.

Direktur Darurat Program Pangan Dunia (WFP) Ross Smith juga sebelumnya menyatakan, krisis Gaza telah mencapai “tingkat keputusasaan yang mencengangkan”, dengan hampir 100.000 perempuan dan anak-anak mengalami malnutrisi akut berat, serta sepertiga populasi tidak makan selama beberapa hari berturut-turut.

Blokade yang diberlakukan Israel secara sistemik tidak hanya menghalangi bahan makanan dan obat-obatan, tetapi juga mempersulit pergerakan ambulans, relawan medis, dan distribusi air bersih, menempatkan Gaza dalam krisis kesehatan yang belum pernah terjadi sebelumnya. []

Mi’raj News Agency (MINA)

Baca Juga: 111 Orang Meninggal Akibat Malnutrisi dan Kelaparan di Gaza, termasuk 81 Anak-Anak

Rekomendasi untuk Anda