Sittway, 5 Syawal 1434/11 Agustus 2013 (MINA) – Enam pengungsi Rohingya tewas dan beberapa terluka dalam penembakan terbaru oleh Pasukan keamanan Myanmar di kamp Oon Daw Gyi, Sittway, Jumat (9/8).
Menurut kesaksian seorang pengungsi Rohingya dengan status anonim (dirahasiakan identitasnya) mengatakan bahwa para pengungsi Rohingya dicegah untuk merayakan perayaan Idul Fitri dan melakukan ibadah shalat Idul Fitri 1 Syawal 1434 yang dilaksanakan Kamis (8/8).
Menurut kesaksian seorang pengungsi Rohingya itu, pada pukul 08:30 waktu setempat, dua anak laki-laki Rohingya dari kamp Oon Daw Gyi di wilayah Akyab, negara bagian Rakhine, pergi memancing ke sungai terdekat.
Sementara itu, beberapa Hlun Tin (pasukan keamanan Myanmar) muncul dan menembak dengan membabi buta ke arah anak-anak itu. Satu anak langsung tewas, satu lainnya selamat, Rohingya Vision TV melaporkan yang dikutip Kantor Berita Islam MINA (Mi’raj News Agency), Ahad (11/8).
Baca Juga: Presiden Korea Selatan Selamat dari Pemakzulan
Menurut korban selamat, tidak diketahui alasan mengapa pasukan Myanmar menembak. Namun, ia mengatakan dia dan seorang temannya dijadikan target oleh Hlun Tin sebagai sasaran latihan mereka.
Saksi mata melanjutkan, setelah kematian korban, pengungsi Rohingya lainnya pergi ke Hlun Tin untuk menuntut tindakan biadab dan sewenag-wenang itu. Hlun Tin tidak mengindahkan tuntutan hingga terjadi pertengkaran. Selanjutnya, pasukan Hlun Tin mulai menembak membabi buta ke arah kerumunan aksi protes. Lima lainnya tewas di tempat dan beberapa luka parah. Hlun Tin juga memukul dan menyiksa para pengungsi Rohingya itu.
“Pemerintah negara bagian Rakhine secara langsung bertanggung jawab atas pembunuhan terus berlanjut terhadap warga muslim Rohingya. Selama ini, pemerintah Myanmar terispirasi genosida Nazi yang berkuasa,” kata seorang pengungsi Rohingya tersebut.
“Mereka menargetkan muslim Rohingya untuk keperluan latihan tembak sehari-hari mereka. Mereka tidak berpikir kita (Rohingya) adalah manusia,” tegasnya.
Baca Juga: Jumat Pagi Sinagog Yahudi di Meulbourne Terbakar
Sebelumnya, pada Kamis malam (8/8), salah seorang Rohingya tewas oleh pasukan keamanan di Akyab, Rakhine. Dan dalam penembakan Jumat, dua orang Rohingya lainnya tewas dan banyak dari mereka terluka, warga lokal Sittway melaporkan.
Pada waktu yang sama, dua gadis Rohingya yang bekerja kepada pasukan keamanan untuk mendapatkan uang bagi kelangsungan hidup mereka, diperkosa oleh pasukan keamanan di kamp mereka. Seorang warga Rohingya yang melewati kamp menyaksikan kejadian itu. Kemudian warga itu kembali dan memberitahu orang-orang sesama di kamp-kamp pengungsi Rohingya.
Karena itu, para tetua Rohingya berencana untuk memanggil gadis-gadis Rohingya kembali karena mereka tidak dapat mengambil tindakan apapun terhadap pasukan keamanan meskipun mereka memiliki kejahatan.
Pasukan keamanan datang memanggil saksi mata dari insiden perkosaan dengan mengatakan saksi mata itu harus diselidiki.
Baca Juga: Taliban Larang Pendidikan Medis Bagi Perempuan, Dunia Mengecam
Sejak saksi mata itu pergi ke kamp pasukan keamanan Myanmar, dirinya menghilang. warga Rohingya yang khawatir kemudian pergi ke perkemahan pasukan keamanan Myanmar untuk meminta informasi keberadaan seorang pria Rohingya yang menjadi saksi mata kejadian pemerkosaan itu. Pasukan keamanan menjawab bahwa tidak ada seorang Rohingya datang ke perkemahan mereka.
Para warga Rohingya yang berada di Kamp pasukan keamanan Myanmar di Akyab Rakhine, tidak percaya atas jawaban pasukan keamanan dan mulai mencari pria itu. Hingga, warga Rohingya melihat tetesan darah dan kemudian terkejut pria yang dicari tewas di kamp pasukan keamanan Myanmar itu.
Warga Rohingya menuntut pasukan keamanan untuk menyerahkan jenazah pria tersebut. Namun, pasukan keamanan menolak dan menyebabkan bentrokan terjadi. Pasukan keamanan mulai menembaki warga Rohingya, dua orang langsung tewas dan banyak dari warga Rohing yang berada di kamp keamanan Myanmar mengalami luka-luka.
Selain itu, pasukan keamanan Myanmar membakar perkemahan mereka dengan maksud untuk menghancurkan tiga jenazah Rohingya dan menggambarkan citra palsu atas insiden pembantai itu.
Baca Juga: PBB akan Luncurkan Proyek Alternatif Pengganti Opium untuk Petani Afghanistan
“Mereka membakar kamp sehingga mereka dapat mengatakan bahwa mereka harus menembak warga Rohingya karena Rohingya telah membakar perkemahan mereka,” tambah seorang saksi mata warga Rohingya.
Rohingya merupakan etnis minoritas muslim yang mendiami wilayah Arakan sebelah utara Myanmar berbatasan dengan Bangladesh, yang dahulu wilayah ini dikenal dengan sebutan Rohang dan saat ini lebih dikenal dengan Rakhine. Itu sebabnya orang-orang muslim yang mendiami wilayah Rohang disebut dengan Rohingya.
Sejak kemerdekaan negara Myanmar pada tahun 1948, Rohingya menjadi satu-satunya etnis yang paling tertindas di Myanmar.
Operasi pemusnahan sistematis yang dijalankan pemerintah Myanmar untuk menghapus etnis Muslim Rohingya dengan melibatkan pasukan keamanan dan kelompok ekstrimis buddha telah mengancam dan melanggar hak asasi manusia. (T/P09/P02)
Baca Juga: Polisi Mulai Selidiki Presiden Korea Selatan terkait ‘Pemberontakan’
Mi’raj News Agency (MINA)
Baca Juga: Korut Tegaskan Dukungan kepada Rusia dalam Menghadapi Ukraina