Ramallah, MINA – Sebanyak enam tahanan Palestina di penjara Israel saat ini tetap bertahan melakukan mogok makan. Itu sebagai protes atas penahanan administratif mereka yang tidak adil tanpa tuduhan atau pengadilan, menurut Komisi Urusan Tahanan.
Pemogokan makan terpanjang dari enam tahanan adalah tahanan Kayed Fasfous, yang telah melakukan mogok makan selama 88 hari sebagai protes atas penahanannya tanpa tuduhan atau pengadilan, diikuti oleh Muqdad Qawasmeh (81 hari), Alaa Aaraj (64 hari), Hesham Abu Hawwash (55 hari), Rayeq Besharat (50 hari), dan Shadi Abu Akr (47), WAFA melaporkan.
Hasan Abed Rabbo, seorang pengacara Komisi, mengatakan, kondisi kesehatan Qawasmeh telah memburuk secara signifikan dan telah kehilangan 20 kg berat badannya.
Dia mengatakan, Kayed al-Fasfous juga dirawat di rumah sakit di Pusat Medis Kaplan Israel karena kondisi kesehatan yang memburuk.
Baca Juga: [POPULER MINA] Perintah Penangkapan Netanyahu dan Layanan di Semua RS Gaza Berhenti
Kebijakan penahanan administratif Israel yang dikutuk secara luas memungkinkan penahanan warga Palestina tanpa tuduhan atau pengadilan, yang dapat diperpanjang antara tiga hingga enam bulan berdasarkan bukti yang tidak diungkapkan, bahkan pengacara tahanan dilarang untuk melihatnya.
Saat ini, Israel menahan lebih dari 500 warga Palestina dalam penahanan administratif, yang dianggap ilegal oleh hukum internasional, kebanyakan dari mereka adalah mantan tahanan yang menghabiskan hidupnya bertahun-tahun di penjara karena perlawanan mereka terhadap pendudukan Israel. (T/RI-1/P1)
Mi’raj News Agency (MINA)
Baca Juga: Oposisi Israel Kritik Pemerintahan Netanyahu, Sebut Perpanjang Perang di Gaza Tanpa Alasan