ENGKAUKAH WANITA AHLI SURGA?

4941880-lgOleh: Bahron A (Redaktur Mi’raj Islamic News Agency / MINA)

Muslimah mana yang tak ingin menjadi wanita Surga. Sebab wanita Surga adalah wanita yang senantiasa terjaga dari keburukan. Ia selalu mendapat limpahan rahmat dan kasih sayang Allah Ta’ala. Lebih bahagia lagi, adalah saat di mana ia merasakan kenikmatan tinggal di dalam Surga yang kekal lagi abadi beserta limpahan perhiasan yang setiap waktu bisa dirasakannya. Subhanallah…siapakah manusia di bumi ini yang tak menginginkan Surga yang tak pernah terlihat oleh mata ?

Karena melimpahnya kenikmatan di Surga, Allah Ta’ala dalam banyak ayat menggambarkan kenikmatan-kenikmatan Surga. Di antaranya Allah Subhanahu Wa Ta’ala berfirman yang artinya, “(Apakah) perumpamaan (penghuni) Surga yang dijanjikan kepada orang-orang yang di dalamnya ada sungai-sungai dari air yang tidak berubah rasa dan baunya, sungai-sungai dari air susu yang tidak berubah rasanya, sungai-sungai dari khamr (arak) yang lezat rasanya bagi peminumnya, dan sungai-sungai dari madu yang disaring dan mereka memperoleh di dalamnya segala macam buah-buahan dan ampunan dari Rabb mereka, sama dengan orang yang kekal dalam neraka dan diberi minuman dengan air yang mendidih sehingga memotong-motong ususnya?” (Qs. Muhammad : 15).

Dalam ayat yang lain, Allah Ta’ala berfirman yang artinya, “Dan orang-orang yang paling dahulu , merekalah yang paling dulu (masuk Surga). Mereka itulah orang yang didekatkan (kepada Allah). Berada dalam Surga kenikmatan. Segolongan besar dari orang-orang yang terdahulu dan segolongan kecil dari orang-orang yang kemudian. Mereka berada di atas dipan yang bertahtakan emas dan permata seraya bertelekan di atasnya berhadap-hadapan. Mereka dikelilingi oleh anak-anak muda yang tetap muda dengan membawa gelas, cerek, dan sloki (piala) berisi minuman yang diambil dari air yang mengalir, mereka tidak pening karenanya dan tidak pula mabuk dan buah-buahan dari apa yang mereka pilih dan daging burung dari apa yang mereka inginkan.” (Qs. Al Waqiah : 10-21).

Di samping mendapatkan kenikmatan-kenikmatan tersebut, orang-orang yang beriman kepada Allah Tabaraka wa Ta’ala, kelak akan mendapatkan pendamping (istri) dari bidadari-bidadari Surga nan cantik jelita. Mengenai tanda dari para bidadari Surga itu, sebagaimana banyak dikisahkan dalam ayat-ayat Al Quran yang mulia, di antaranya sebagai berikut :

Pertama, Allah Ta’ala berfirman yang artinya, “Dan (di dalam Surga itu) ada bidadari-bidadari yang bermata jeli laksana mutiara yang tersimpan baik.” (Qs. Al Waqiah : 22-23).

Kedua, Allah berfirman yang artinya, “Dan di dalam Surga-Surga itu ada bidadari-bidadari yang sopan, menundukkan pandangannya, tidak pernah disentuh oleh manusia sebelum mereka (penghuni-penghuni Surga yang menjadi suami mereka) dan tidak pula oleh jin.” (Qs. Ar Rahman : 56).

Ketiga, Allah Ta’ala berfirman yang artinya, “Seakan-akan bidadari itu permata yakut dan marjan.” (Qs. Ar Rahman : 58).

Keempat, Allah Ta’ala berfirman yang artinya, “Sesungguhnya Kami menciptakan mereka (bidadari-bidadari) dengan langsung dan Kami jadikan mereka gadis-gadis perawan penuh cinta lagi sebaya umurnya.” (Qs. Al Waqiah : 35-37).

Kelima, Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wasallam menggambarkan keutamaan-keutamaan wanita penduduk Surga dalam sabda beliau yang artinya, ” … seandainya salah seorang wanita penduduk Surga menengok penduduk bumi niscaya dia akan menyinari antara keduanya (penduduk Surga dan penduduk bumi) dan akan memenuhinya bau wangi-wangian. Dan setengah dari kerudung wanita Surga yang ada di kepalanya itu lebih baik daripada dunia dan isinya.” (HR. Bukhari dari Anas bin Malik radliyallahu ‘anhu)

Keenam, dalam hadis lain Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wasallam bersabda yang artinya, “Sesungguhnya istri-istri penduduk Surga akan memanggil suami-suami mereka dengan suara yang merdu yang tidak pernah didengarkan oleh seorangpun. Di antara yang didendangkan oleh mereka : “Kami adalah wanita-wanita pilihan yang terbaik. Istri-istri kaum yang termulia. Mereka memandang dengan mata yang menyejukkan.” Dan mereka juga mendendangkan : “Kami adalah wanita-wanita yang kekal, tidak akan mati. Kami adalah wanita-wanita yang aman, tidak akan takut. Kami adalah wanita-wanita yang tinggal, tidak akan pergi.” (Shahih Al Jami’ nomor 1557).

Ciri Wanita Surga

Apakah hanya orang-orang beriman dari kalangan laki-laki dan bidadari-bidadari saja yang menjadi penduduk Surga? Bagaimana dengan istri-istri kaum Mukminin di dunia, wanita-wanita penduduk bumi? Istri-istri kaum Mukminin yang beriman kepada Allah dan RasulNya tersebut akan tetap menjadi pendamping suaminya kelak di Surga, dan akan memperoleh kenikmatan yang sama dengan yang diperoleh penduduk Surga lainnya, tentunya sesuai dengan amalnya selama di dunia.

Tentunya setiap wanita Muslimah ingin menjadi wanita ahli Surga. Pada hakikatnya wanita ahli Surga adalah wanita yang taat kepada Allah dan RasulNya. Seluruh ciri-cirinya merupakan cerminan ketaatan yang dia miliki. Di antara ciri-ciri wanita ahli Surga adalah sebagai berikut :

Pertama, bertakwa. Banyak ayat maupun hadis yang menyebutkan betapa seorang muslim termasuk muslimah harus berlomba-lomba menempa dirinya menjadi orang-orang yang bertakwa. Sebagaimana diketahui takwa dalam arti yang umum adalah berusaha sekuat tenaga menjalankan segala perintahNya dan menjauhi segala yang dilarangNya. Takwa merupakan ciri utama wanita-wanita yang akan menjadi ahli Surga atau wanita Surga.

Kedua, beriman kepada Allah, Malaikat-Malaikat-Nya, Kitab-Kitab-Nya, Rasul-Rasul-Nya, hari kiamat, dan beriman kepada takdir yang baik maupun yang buruk. Seorang muslima sudah pasti harus beriman kepada Allah Ta’ala, malaikat-malaikatNya, dan lainnya seperti yang disebut di atas. Untuk bisa mengimani semua itu dibutuhkan ilmu pengetahuan agar keimanannya penuh bobot sehingga tidak mudah terombang-ambing jika diterpa badai ujian yang datang melanda.

Ketiga, bersaksi bahwa tiada ilah yang berhak disembah kecuali Allah, bersaksi bahwa Muhammad adalah hamba dan Rasul-Nya, mendirikan shalat, menunaikan zakat, berpuasa di bulan Ramadlan, dan naik haji bagi yang mampu. Ini adalah perintah yang jelas dan tak bisa ditawar-tawar lagi oleh seorang muslimah. Bagaimana mungkin dia akan mendapatkan sebutan sebagai wanita Surga bila perintah Allah dijalankannya sekehendak hati (tidak sesuai aturan yang diperintahkan?).

Keempat, ihsan, yaitu beribadah kepada Allah seakan-akan melihat Allah, jika dia tidak dapat melihat Allah, dia mengetahui bahwa Allah melihat dirinya. Sifat ihsan ini mesti senantiasa ditumbuhsuburkan dalam qalbu seorang muslimah. Dengan ihsan inilah akan tumbuh keimanan secara totalitas. Dia haqqul yaqin bahwa setiap amal perbuatannya apakah itu yang baik atau buruk, semuanya terlihat oleh Allah dan pasti akan mendapat balasan dari Allah Ta’ala.

Kelima, ikhlas beribadah semata-mata kepada Allah, tawakkal kepada Allah, mencintai Allah dan RasulNya, takut terhadap azab Allah, mengharap rahmat Allah, bertaubat kepadaNya, dan bersabar atas segala takdir-takdir Allah serta mensyukuri segala kenikmatan yang diberikan kepadanya. Inilah salah satu ciri wanita Surga yang Allah turunkan ke dunia. Dialah seorang muslimah yang hanya kepada Allah bertawakal atas setiap persoalan yang dihadapinya.

Ia senantiasa membangun taqarrub ilallah dengan selalu ‘curhat’ kepada-Nya disepertiga malam yang akhir. Dia menyadari tak ada satupun masalah yang dialaminya kecuali atas izin Allah dan ia berusaha mencari hikmah di balik setiap ujian yang diterimanya. Lisannya senantiasa basah dengan zikir, doa dan hafalan ayat-ayat Al Quran. Ia begitu takut dengan bahaya yang akan ditimbulkan oleh lisannya. Ia bahkan senantiasa menjaga dirinya di dalam rumah. Ia tidak akan keluar rumah bila tak benar-benar mendapatkan izin dari suaminya.

Keenam, gemar membaca Al Quran dan berusaha memahaminya, berzikir mengingat Allah ketika sendiri atau saat ia berkumpul bersama kebanyakan muslimah lainnya serta senantiasa berdoa kepada Allah semata. Ia benar-benar sadar bahwa tak ada kekuatan kecuali kekuatan dari Allah Ta’ala. Ia menyadari setiap saat godaan setan senantiasa mengancamnya, karena itu ia senantiasa melazimkan zikir sebagai upaya memohon perlindungan diri dan keluarganya dari jebakan-jebakan setan laknatullah’alaih.

Ketujuh, menghidupkan amar makruf dan nahi mungkar pada keluarga dan masyarakat. Wanita ahli Surga adalah wanita yang senantiasa beramar makruf nahi munkar. Baginya dakwah kepada keluarga dan orang lain adalah perintah dari Rabb-nya yang mesti dilakukan sesuai kemampuan. Akhlaknya yang mulia kepada keluarga dan masyarakat dalam pergaulan sehari-hari akan menjadi bagian dakhwah bil hal-nya. Ia juga aktif menghadiri majelis taklim yang diselenggarakan muslimah lainnya untuk menambah ilmu dan menyambung silaturahim.

Kedelapan, berbuat baik (ihsan) kepada tetangga, anak yatim, fakir miskin, dan seluruh makhluk, serta berbuat baik terhadap hewan ternak yang dia miliki. Seorang calon wanita Surga menjadikan akhlak mulia sebagai ciri pribadinya. Ia senantiasa berusaha berbuat baik kepada para tetangganya meski mungkin tetangganya seringkali membicarakan aibnya. Ia juga senantiasa berbuat baik kepada anak yatim, fakir miskin dan setiap orang yang membutuhkan bantuannya. Prinsipnya, selama ia bisa membantu dan berbagi kebaikan, maka hal itu akan dilakukannya, dengan harapan menjadi wasilah menggapai ridha Allah.

Kesembilan, menyambung tali persaudaraan terhadap orang yang memutuskannya, memberi kepada orang yang membutuhkan maupun yang tidak membutuhkan, menahan pemberian kepada dirinya, dan memaafkan orang yang menzaliminya. Inilah ciri lain dari wantia Surga; ia senantiasa menyambung silaturahim meski orang lain memutuskannya. Senantiasa memberikan apa yang dibutuhkan orang yang memerlukannya.

Kesepuluh, berinfak, baik ketika lapang maupun dalam keadaan sempit, menahan amarah dan memaafkan manusia. Ia benar-benar sadar hanya dengan berinfak, Allah akan menjadikan hartanya bertambah dan terus bertambah. Ia juga senantiasa berusaha menahan amarah dan berusaha memaafkan kesalahan orang lain kepadanya. Hal ini tentu tidak mudah  bagi seorang calon wanita surga.

Kesebelas, adil dalam segala perkara dan bersikap adil terhadap seluruh makhluk. Tanda lain dari wanita Surga yang ada dalam diri seorang muslimah adalah ia senantiasa bersikap adil. Sikap adil ini ia tunjukkan dalam setiap perkara. Ia tidak ingin memihak kecuali keberpihakan itu kecuali hanya karena Allah semata. Ia adalah seorang wanita yang berilmu sehingga dengan ilmunya itulah ia menjadi orang yang tahu mana hal yang dicintai Allah dan mana yang dibenci-Nya.

Keduabelas, menjaga lisannya dari perkataan dusta, saksi palsu dan menceritakan kejelekan orang lain (ghibah). Karena wanita Surga itu adalah orang yang berilmu, maka ia tahu waktunya kapan lisannya harus bicara, dan menyadari apakah isi pembicaraannya itu akan mengundang ridha Allah atau sebaliknya hanya menoreh luka di hati manusia. Ia benar-benar takut dengan ancaman Allah dan Rasul-Nya bila tak hati-hati dalam menjaga lisan. Ia lebih banyak diam dan mengalah daripada harus menjawab sementara Allah tak meridhai isi pembicaraannya. Pikirannya tajam, hatinya tulus, bicaranya mulia dan akhlaknya menebar pesona sunnah.

Ketigabelas, menepati janji dan amanah yang diberikan kepadanya. Wanita Surga bukan tipe wanita penebar janji. Sebab ia tahu mengumbar janji hanya akan melahirkan rasa kecewa pada orang yang dijanjikan. Ia selalu mengatakan kata ‘insya Allah’ jika berjanji, sebab ia tahu hanya Allah sajalah yang mampu merealisasikan segala sesuatu termasuk janji bila ia berjanji. Wanita Surga adalah wanita yang amanah terhadap hal-hal yang dipercayakan kepadanya. Orang mempercayakan sesuatu kepadanya karena ia dilihat adalah orang yang mampu menjaga amanah.

Keempatbelas, berbakti kepada kedua orang tua. Wanita Surga adalah wanita yang berusaha untuk selalu berbakti kepada kedua orang tuanya. Meski ia sudah bersuami tapi bukan berarti ia lupa kepada orang tuanya. Ia tetap berusaha sebisa mungkin meluangkan waktunya untuk bersilaturahim kepada orang tuanya. Jika pun ia tak bisa mendatangi langsung, maka ia akan menyempatkan waktu untuk menelpon orang tuanya. Dengan begitu jalinan kasih sayang ia dan orang tuanya senantiasa akan terjaga. Pada akhirnya, orang tuanya pun meridhai segala kebaikannya, mendoakannya agar ia, suami dan anak-anaknya senantiasa mendapat limpahan rahmat dari Allah Ta’ala.

Kelimabelas, menyambung silaturahim dengan karib kerabatnya, sahabat terdekat dan terjauh. Menyambung silaturahim bukan saja dilakukannya kepada keluarga terdekatnya, tapi juga kepada sahabat jauh dan keluarga besarnya yang jauh disana. Ia berharap dengan selalu membangun silaturahim ini persaudaraannya akan terus terjalin dan terjaga hingga Allah meridhainya berkumpul bersama karib kerabatnya kelak di SurgaNya.

Demikian beberapa ciri-ciri wanita Ahli Surga yang disadur dari kitab Majmu’ Fatawa karya Syaikhul Islam Ibnu Tamiyyah juz 11 halaman 422-423. Ciri-ciri tersebut bukan merupakan suatu batasan tetapi ciri-ciri wanita Ahli Surga seluruhnya masuk dalam kerangka taat kepada Allah dan RasulNya. Hal ini seperti dalam firman Allah Taala yang artinya, ” … dan barangsiapa taat kepada Allah dan Rasul-Nya, niscaya Allah memasukkannya ke dalam Surga yang mengalir di dalamnya sungai-sungai sedang mereka kekal di dalamnya dan itulah kemenangan yang besar.” (Qs. An Nisa’ : 13).

Bagaimana denganmu saudariku…? Apakah engkau siap untuk menjadi wanita ahli Surga yang Allah turunkan ke dunia fana ini? Bila engkau siap dan rindu menjadi wanita Surga, maka mohonlah kepada Allah dengan sebenar-benar permohonan agar Allah memberimu kekuatan untuk mengamalkan kelimabelas ciri wanita Surga di atas. Wallahu A’lam Bis Shawab. (R02/P2)

Mi’raj Islamic News Agency (MINA)

 

Comments: 0