Jenewa, MINA – Wabah kolera Yaman telah menginfeksi 612.703 orang dan membunuh 2.048 sejak berjangkit pada bulan April lalu .
Data dari Organisasi Kesehatan Dunia WHO dan Kementerian Kesehatan Yaman melaporkan, Selasa (5/9), beberapa distrik masih mengalami kenaikan tajam dalam kasus baru. Demikian Arab News memberitakan yang dikutip MINA.
Penyebaran epidemi secara keseluruhan telah melambat dalam dua bulan terakhir, dengan jumlah kasus dugaan baru setiap hari sekitar 3.000 warga.
WHO melihat kondisi terburuk 300.000 kasus dalam waktu enam bulan. Pada akhir Juli lalu, penyebarannya mencapai puncaknya setelah menginfeksi 400.000 orang.
Baca Juga: Militer Israel Akui Kekurangan Tentara dan Kewalahan Hadapi Gaza
“Puncak penyakit disebarkan oleh makanan dan air yang terkontaminasi,” laporan WHO.
Juru bicara WHO Tarik Jasarevic mengatakan beberapa daerah yang paling terkena dampak meliputi Kota Sanaa, Hajjah dan Amran.
Tapi ada “peningkatan yang tiba-tiba dan signifikan” dalam jumlah kasus yang dicurigai, ujarnya.
Seperti dilaporkan dari 12 distrik, di Provinsi Hodeidah, Al-Jawf, Al-Mahwit, Ibb, Dhamar, Al-Bayda dan Aden.
“WHO saat ini sedang menyelidiki alasan kenaikan ini. Tujuan utama penyelidikan ini adalah untuk menentukan apakah jumlahnya akurat dan apakah lonjakan kasus yang dicurigai sebenarnya disebabkan oleh kolera atau penyakit diare lainnya seperti rotavirus,” Jasarevic menambahkan.
Baca Juga: Netanyahu Akan Tetap Serang Lebanon Meski Ada Gencatan Senjata
Save the Children, sebuah badan amal yang mengelola pusat perawatan kolera, mengatakan bahwa kasus yang dicurigai di Hodeidah telah melonjak 40 persen dalam tiga pekan di tengah hujan deras dan gelombang panas.
Perserikatan Bangsa-Bangsa telah mengatakan bahwa epidemi itu didorong oleh perang saudara yang telah menyebabkan 15,7 juta orang tidak memiliki air bersih dan sanitasi. (T/RS/RI-1)
Mi’raj News Agency (MINA)
Baca Juga: Agresi Israel Hantam Pusat Ibu Kota Lebanon