Jakarta, MINA – Subkoordinator Pengendalian Mutu Naskah Agama Kemenag, Nur Rahmawati mengatakan, di era digital masyarakat masih memerlukan buku fisik. Hal itu disampaikannya saat menjadi narasumber Obrolan Seputar Soal Islam (OBSESI) yang digelar Bimas Islam, Selasa (15/3).
“Survei yang kami adakan secara sederhana maupun survei yang dilakukan oleh Kominfo menunjukkan bahwa buku fisik masih diperlukan. Buku fisik tetap menjadi primadona,” jelas Nur Rahmawati dalam acara bertema ‘Era Digital, Masih Butuh Buku Fisik Gak Sih?’ ini.
“Buku fisik maupun digital saling berdampingan. Tidak perlu saling mengalahkan atau mendominasi, dan sampai sekarang pun buku fisik dan digital memiliki penggemarnya masing-masing,” imbuhnya.
Meski demikian, Nur Rahmawati mengatakan, baik buku fisik maupun digital memiliki kelebihan dan kekurangannya masing-masing. Menurutnya, kelebihan maupun kekurangan dari dua versi bahan bacaan ini tidak perlu dipersoalkan.
Baca Juga: Silaknas 2024, ICMI Undang Presiden dan Wapres
“Ada orang yang senang membawa buku, mungkin karena baunya yang khas. Ada juga yang senang versi digital. Ada orang yang masih menggunakan buku fisik untuk kategori pelajaran umum, ada orang yang menggunakan versi digital untuk bacaan ringan seperti novel. Jadi tidak perlu dipersoalkan,” tuturnya.
Nur Rahmawati mengajak generasi muda untuk gemar membaca. Untuk itu, kata dia, Kemenag tengah mengupayakan kemudahan bagi masyarakat untuk mengakses bahan-bahan bacaan keagamaan, salah satunya melalui perpustakaan masjid. “Mari kita bersama-sama meningkatkan literasi kita,” tambahnya. (L/R2/RS2)
Mi’raj News Agency (MINA)
Baca Juga: Taiwan Rayakan 48 Tahun Kerja Sama Pertanian dengan Indonesia