Ankara, MINA – Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan mengancam opsi militer kepada Daerah Kurdistan jika daerah otonomi itu benar-benar menyatakan merdeka dari Irak.
Dalam sebuah pidato di Istana Kepresidenan di Ankara pada Selasa (26/9), Erdogan menegaskan bahwa semua opsi, termasuk militer, berada di atas meja untuk melindungi keamanan Turki.
Dia juga mengulangi ancamannya pada Senin untuk memotong pipa yang mengekspor Pemerintah Daerah Kurdi (KRG) Irak di perbatasan. Demikian Independent memberitakan yang dikutip MINA.
Erdogan memperingatkan bahwa referendum Kurdistan Irak berisiko memicu “perang etnis” di wilayah tersebut.
Baca Juga: Pasukan Israel Maju Lebih Jauh ke Suriah Selatan
Pada Senin, 25 September 2017, penduduk KRG yang berjumlah 8,4 juta jiwa melakukan pemungutan suara untuk pemilihan, apakah akan merdeka dari Irak atau tidak.
Jumlah pemilih diyakini tinggi dengan jumlah sekitar 72 persen. Sementara televisi lokal mengatakan 90 persen suara telah dilontarkan memilih “Ya” untuk kemerdekaan.
Hasil suara paling lambat diumumkan pada Rabu.
“Sampai saat terakhir, kami tidak mengharapkan (Presiden Massoud) Barzani melakukan kesalahan seperti mengadakan referendum. Rupanya kami salah,” kata Erdogan. (T/RI-1/P1)
Baca Juga: Warga Palestina Bebas setelah 42 Tahun Mendekam di Penjara Suriah
Mi’raj News Agency (MINA)