Sochi, MINA – Menjelang kesepakatan gencatan senjata di Suriah utara berakhir, Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan mengadakan pembicaraan dengan Presiden Rusia Vladimir Putin di resor Sochi, Selasa (22/10).
Pertemuan itu terjadi beberapa jam sebelum gencatan senjata antara pasukan Turki dan Kurdi di Suriah utara akan berakhir, demikian Al Jazeera melaporkan.
Pembicaraan Putin dan Erdogan berfokus pada “normalisasi situasi” di utara Suriah, menurut keterangan Kremlin.
Gencatan senjata yang ditengahi Amerika Serikat akan berakhir pada pukul 19:00 waktu setempat pada Selasa.
Baca Juga: Lima Paramedis Tewas oleh Serangan Israel di Lebanon Selatan
“Situasi di kawasan ini sangat parah,” ujar Putin kepada Erdogan ketika pembicaraan dimulai di Sochi, sebuah resor di Laut Hitam.
Pemimpin Rusia itu menambahkan, hubungan baik antara Rusia dan Turki, yang mendukung pihak berseberangan dalam perang Suriah, akan memungkinkan dua negara menemukan jawaban bahkan untuk pertanyaan yang paling sulit sekali pun.
Sebelum bertolak untuk mengadakan pembicaraan dengan Putin, Erdogan mengatakan kepada awak media bahwa Ankara akan melanjutkan operasi militer di Suriah kecuali para pejuang Kurdi keluar dari daerah itu.
“Jika janji-janji yang diberikan kepada negara kami oleh Amerika Serikat tidak ditepati, kami akan melanjutkan operasi kami dengan tekad yang lebih besar,” tegas Erdogan.
Baca Juga: Militer Israel Akui Kekurangan Tentara dan Kewalahan Hadapi Gaza
Pertemuan Erdogan dengan Putin akan menjadi kunci bagi rencana Ankara untuk membangun apa yang disebut “zona aman”, karena Rusia adalah pendukung terkuat Presiden Suriah Bashar Al-Assad.
Erdogan mengatakan pekan lalu dia tidak mempermasalahkan pasukan Suriah memasuki Manbij selama Unit Perlindungan Rakyat (YPG), yang dianggap teroris, yang dikeluarkan dari kawasan itu. (T/R11/RI-1)
Mi’raj News Agency (MINA)
Baca Juga: Netanyahu Akan Tetap Serang Lebanon Meski Ada Gencatan Senjata