Astana, MINA – Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan mendesak umat Islam di seluruh dunia untuk bersatu menghadapi sejumlah krisis dan tantangan regional.
Erdogan berbicara pada Ahad (10/9) dalam pidatonya di hadapan kepala negara dan perwakilan dari negara-negara berpenduduk mayoritas Muslim dalam pertemuan OKI.
Berbicara dalam Pertemuan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi OKI yang diadakan di ibukota Kazakhstan, Astana, Erdoğan mengatakan bahwa negara-negara Muslim harus bekerja sama, terutama untuk mengakhiri penderitaan Muslim Rohingya di Myanmar.
“Kami ingin bekerja sama dengan pemerintah Myanmar dan Bangladesh untuk terus maju dalam mengatasi krisis kemanusiaan yang sedang berlangsung di wilayah tersebut,” ujarnya.
Baca Juga: Lima Paramedis Tewas oleh Serangan Israel di Lebanon Selatan
Ia menambahkan, telah memberikan tawaran kepada pemerintah Bangladesh bantuan dan fasilitas yang diperlukan untuk orang-orang Muslim yang melarikan diri guna menyelamatkan diri dari penindasan dan pembunuhan,” lanjut Erdogan.
Presiden Turki Erdogan menambahkan bahwa organisasi internasional, khususnya negara-negara Muslim, harus berjuang bersama-sama dengan segala cara untuk mengakhiri kekejaman ini.
Ia juga menyinggung perselisihan yang sedang berlangsung antara negara-negara Teluk dan masih berlangsungnya ketegangan di Al-Quds.
“Apa yang dibutuhkan dunia Muslim pada periode ini tidak mengambang, tapi persatuan dan solidaritas,” imbuhnya.
Baca Juga: Militer Israel Akui Kekurangan Tentara dan Kewalahan Hadapi Gaza
Krisis di kawasan Teluk, menurutnya telah membuat repot negara lainnya, dan ia ingin agar dipecahkan sesegera mungkin.
“Soal Al-Quds, Kami tidak akan pernah membiarkan pelanggaran dari kesucian Al-Quds dan Masjid Al-Aqsha. Kita harus melakukan sikap yang lebih menentukan untuk mencegah provokasi,” kata Erdogan.
Dia juga menekankan bahwa negara-negara Muslim harus memperhatikan warganya dalam penggunaan internet. Sambil melindungi mereka dari bahaya, terutama yang mengacu pada penggunaan aktif oleh organisasi teror dan kelompok anti-Islam. (T/RS2/P2)
Mi’raj News Agency (MINA)
Baca Juga: Netanyahu Akan Tetap Serang Lebanon Meski Ada Gencatan Senjata