Istanbul, 12 Sya’ban 1438/9 Mei 2017 (MINA) – Presiden Turki Recep Tayyip Erdoğan mendesak warga Turki khususnya dan umat Islam umumnya untuk mengunjungi Masjid Al-Aqsa sebagai bentuk dukungan terhadap perjuangan bangsa Palestina.
Berbicara di Forum Internasional Al-Quds di Istanbul pada Senin (8/5/2017), Erdoğan mengatakan bahwa umat Islam harus mementingkan perjuangan Palestina dan tidak membiarkan usaha Israel mengubah status quo Masjid Al-Aqsa, Kantor Berita Islam MINA melaporkan dari sumber Daily Sabah.
Erdogan menambahkan, Turki terus mendukung perjuangan Palestina melawan penjajahan Israel di Al-Quds, dan meminta warga Turki untuk melindungi identitas Muslim di tempat suci tersebut.
“Sebagai komunitas Muslim, kita perlu sering mengunjungi Masjid Al-Aqsha, karena setiap hari Al-Quds berada di bawah pendudukan dan ini merupakan penghinaan bagi kita,” lanjutnya.
Baca Juga: Anakku Harap Roket Datang Membawanya ke Bulan, tapi Roket Justru Mencabiknya
Hingga saat ini masyarakat internasional tetap diam terhadap perlakuan Israel terhadap orang-orang Palestina.
“Mereka merasa mereka kebal terhadap hukuman atas kejahatan mereka, karenanya masyarakat internasional perlu melawan mereka,” tegasnya.
Menurutunya, tidak mungkin membangun perdamaian di wilayah Palestina jika hukum internasional acuh tak acuh terhadap pembantaian dan kekejaman yang terjadi di sana.
Erdoğan juga mengatakan bahwa kebijakan Israel terhadap umat Islam sama seperti kasus Amerika Serikat melawan orang kulit hitam di masa lalu dan menyalahkan pemerintah Israel dalam menerapkan rezim apartheid.
Baca Juga: Tim Medis MER-C Banyak Tangani Korban Genosida di RS Al-Shifa Gaza
“Tuntutan larangan azan sedang dibahas di parlemen Israel. Sangat memalukan bagi mereka yang berbicara tentang kebebasan beragama tapi menutup mata terhadap hal ini. Turki tidak akan membiarkan usaha-usaha melawan kebebasan beragama,” kata Erdogan.
“Mengapa mereka takut pada suara azan yang menyeru orang Islam untuk shalat? Apakah mereka tidak yakin akan nasib mereka sendiri? Kami tidak dan tidak akan memperlakukan warga Yahudi seperti itu,” ujarnya.
Presiden Turki juga mengomentari rencana AS yang akan memindahkan kedutaannya dari Tek Aviv ke Al-Quds. Ia menyatakan bahwa langkah itu “tidak benar” dan harus dibatalkan dari agenda AS.
“Ini bukan kepindahan yang biasa. Mereka yang berpikir seperti itu tidak menyadari betapa rumitnya keseimbangan di Tanah Suci Al-Quds,” lanjutnya.
Baca Juga: Laba Perusahaan Senjata Israel Melonjak di Masa Perang Gaza dan Lebanon
Tepi Barat dan Al-Quds (Yerusalem Timur) berada di bawah penjajahan Israel sejak perang Timur Tengah 1967.
Palestina menuntut wilayah tersebut bersama Jalur Gaza untuk dibangun sebagai sebuah negara. Namun perundingan damai telah terhenti sejak 2014.
Palestina juga melihat permukiman warga Yahudi Israel sebagai penghalang utama untuk mencapai kesepakatan damai, dan mendesak perumahan ilegal itu dibongkar.
Forum Internasional Al-Quds dihadiri perwakilan lembaga kemanusiaan, yayasan, pakar, akademisi, menteri dan pejabat tinggi dari seluruh dunia untuk membahas keadaan warisan Muslim di Al-Quds.
Baca Juga: Jumlah Syahid di Jalur Gaza Capai 44.056 Jiwa, 104.268 Luka
Forum dua hari yang dimulai pada Senin (8/5/2017) itu akan mencari cara untuk memenuhi kebutuhan warga Palestina dan usaha pelestarian warisan Muslim di Al-Quds, tempat Masjid Al-Aqsha, salah satu situs tersuci dalam Islam, berada. (RS2/P2)
Mi’raj Islamic News Agency (MINA)
Baca Juga: Hamas Sambut Baik Surat Perintah Penangkapan ICC untuk Netanyahu dan Gallant