Santiago, Chili, 23 Rabi’ul Akhir 1437/2 Februari 2016 (MINA) – Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan mengatakan bahwa kelompok ISIS/Daesh, yang menyatakan dirinya sebagai khalifah Islam di Irak dan Suriah tahun 2014, tidak ada hubungannya dengan Islam.
“Islam bukan terorisme, Islam dan teror tidak bisa disatukan, Daesh (ISIS) organisasi teror, tidak ada hubungannya dengan Islam,” kata Erdogan pada Sidang Komisi Ekonomi PBB Amerika Latin dan Karibia di Santiago, Chili, Selasa (2/2).
Pemimpin Turki yang sedang berkunjung ke negara Amerika Latin itu mengatakan, bahwa mereka yang mengkaitkan Islam dengan terorisme bahkan memberikan dukungan untuk organisasi teror justru merigikan Islam sendiri, laporan Anadolu Agency.
“Sebaliknya, Daesh justru merugikan Islam dengan apa yang dilakukannya,” kata Erdogan saat memperingatkan bahwa pendekatan teror dengan agama atau kelompok etnis, xenopobia dan rasisme merupakan aib dalam sejarah kemanusiaan.
Baca Juga: Joe Biden Marah, AS Tolak Surat Penangkapan Netanyahu
Di sela pembicaraan, Erdogan juga menyebutkan soal krisis kemanusiaan di Suriah, yang ia katakan sebagai krisis global.
“Meskipun krisis pengungsi tampaknya seperti masalah regional, tapi pada kenyataannya adalah salah satu krisis global. Negara-negara Eropa jangan hanya sebatas menonton insiden itu dari luar. Sementara pengungsi mengalami krisis di dalamnya,” kata Erdogan.
Ia menambahkan, sekarang mereka mulai berteriak mengatakan bahwa mereka (negara-negara) tidak datang kepada mereka. Sementara Turki terbatas, apa yang harus dilakukan terhadap 2,5 juta pengungsi yang ditampung di negaranya.
Erdogan mengatakan Turki telah menghabiskan lebih dari 9 miliar dolar AS (sekitar Rp122 triliun) untuk pengungsi, dan hanya menerima 42 juta doar AS (Rp57 miliar) dari masyarakat internasional.
Baca Juga: DK PBB Berikan Suara untuk Rancangan Resolusi Gencatan Genjata Gaza
“Tapi, Turki tidak peduli apakah menerima bantuan atau tidak. Kami belum menutup pintu untuk siapa pun pengungsi yang datang, Turki tidak melihat ras, agama dan bahasa, untuk membuka pintu buat mereka,” tambahnya.
Sementara itu, Menteri Luar Negeri Chili Heraldo Munoz memuji Turki atas upayanya terhadap jutaan pengungsi.
“Saya mengatakan tidak hanya atas nama Chili, tetapi juga Amerika Latin, kita melihat dengan kagum bagaimana Turki terhadap pengungsi,” kata Munoz. (T/hna/P4)
Mi’raj Islamic News Agency (MINA)
Baca Juga: Kepada Sekjen PBB, Prabowo Sampaikan Komitmen Transisi Energi Terbarukan