Ankara, MINA – Presiden Turkiye Recep Tayyip Erdogan memperingatkan bahwa Israel sedang menabur perpecahan di Suriah dalam upaya untuk “menghancurkan revolusi” yang menggulingkan orang kuat Bashar al-Assad.
Peringatan Erdogan seiring dengan Suriah yang mengumumkan restrukturisasi kedutaan pasca-Assad Trump. Ahram Online melaporkan, Jumat (11/4).
Turkiye adalah pendukung utama pemimpin baru Suriah Ahmed al-Sharaa dengan kelompok islamisnya Hayat Tahrir al-Sham (HTS) dalam memimpin penggulingan Assad pada bulan Desember 2024.
“Israel mencoba untuk meledakkan revolusi 8 Desember dengan mengobarkan afiliasi etnis dan agama serta mengubah kaum minoritas di Suriah untuk melawan pemerintah,” kata Erdogan dalam forum diplomasi di resor Mediterania selatan Antalya.
Baca Juga: Presiden Suriah Hadiri Forum Diplomatik Antalya di Turkiye
Komentar Erdogan muncul saat pejabat dari Turkiye dan Israel memulai pembicaraan pekan ini yang bertujuan untuk meredakan ketegangan atas Suriah.
Israel telah melakukan serangan udara tanpa henti dan mempertahankan pendudukan wilayah Suriah, dengan alasan perlunya menjauhkan pasukan Suriah dari perbatasannya.
“Israel berubah menjadi negara bermasalah yang secara langsung mengancam stabilitas kawasan, terutama dengan serangannya terhadap Lebanon dan Suriah,” kata Erdogan.
Ia juga mengatakan serangan Israel menghambat upaya memerangi kelompok teror ISIS. []
Baca Juga: Menlu Saudi: Masuknya Bantuan ke Gaza Tidak Dapat Dikaitkan dengan Gencatan Senjata
Mi’raj News Agency (MINA)