Ankara, 13 Safar 1436/6 Desember 2014 (MINA) – Presiden Turki, Recep Tayyip Erdogan mengkritik Dewan Keamanan Perserikatan Bangsa-Bangsa (DK PBB) karena lima negara anggota tetap Dewan Keamanan, tak satupoun yang mewakili negara Islam.
Erdogan kembali membuat pernyataan yang tegas menyuarakan kepentingan Islamsedunia itu, pada upacara penyerahan President”s Grand Awards di ibukota Turki, Ankara. Press tv melaporkan dan dikutip Mi’raj Islamic News Agency (MINA), Sabtu.
Pemimpin Turki mengkritik Dewan Keamanan PBB, yang lima anggota tetapnya, China, Prancis, Rusia, Inggris, dan Amerika Serikat, hanya diwakili beberapa negara dari “Eropa, Asia, dan Amerika.”
“Tidak ada satu pun negara Muslim di antara lima negara anggota tetap Dewan Keamanan, padahal mereka mempunyai kekuasaan besar, terutama sekali hak veto, apa saja yang tak disetujui salah satu negara tersebut, otomatis ditolak PBB, meski sebagian besar anggota PBB mendukung. Inilah antara lain kesulitan yang dialami Palestina berjuang di PBB,” kata Erdogan yang di dalam negeri sebelumnya selama sepuluh tahun menjadi Perdana Menteri, mengembalikan Turki kepada “wajah” Islam, sesuai program partainya yang berbasis Islam.
Baca Juga: Dua Tentara Cadangan Israel Ditangkap Atas Dugaan ‘Mata-Mata Iran’
“Seluruh dunia melihat apa yang keluar dari mulut lima negara tersebut. Jika salah satu dari mereka mengatakan ‘tidak’, maka masalah ini ditutup. Bisa ada penindasan seperti itu. Tidak ada keadilan, hanya penindasan, sementara dunia menunggu keadilan, “katanya.
Pemimpin Turki itu telah lama menjadi kritikus tetap terhadap keputusan-keputusan PBB yang dianggap merugikan Islam.
DK PBB terdiri dari lima anggota tetap, kemudian ada 10 anggota tidak tetap, yang dipilih untuk masa dua tahun oleh Majelis Umum, masing-masing mewakili kawasan-kawasan di belahan bumi ini. Anggota-anggota tidak tetap ini, tidaklah mempunyai hak veto. Indonesia sudah beberapa kali menjadi anggota tidak tetap Dewan Keamanan PBB ini.
Para anggota tetap memiliki kekuatan untuk memblokir adopsi dari setiap rancangan resolusi Dewan substantif, terlepas dari jumlah dukungan negara-negara anggota PBB, berapapun juga banyaknya. (T/P011/P2)
Baca Juga: POPULER MINA] Trump Usul Relokasi Warga Gaza ke Indonesia dan Pertukaran Sandera
Mi’raj Islamic News Agency (MINA)
Baca Juga: Turkish Airlines Kembali Terbang ke Suriah setelah 11 Tahun