Istanbul, 12 Muharram 1436/5 November 2014 (MINA) – Presiden Turki, Recep Tayyip Erdogan meminta seorang pria yang merokok di balkon sebuah kafe untuk didenda saat ia mengunjungi daerah distrik Esenler, Ahad (2/11) lalu.
Erdogan melambaikan tangan kepada simpatisan dan bercakap-cakap dengan rombongannya. Tapi kemudian ia melihat orang merokok di balkon tertutup di lantai dua sebuah kafe.
Erdogan berhenti dan menggoyang-goyangkan jarinya kepada pria itu dan memintanya untuk berhenti. Tapi meski telah diperingatkan presiden, pria itu tetap asyik menghisap rokoknya.
Presiden mengatakan, tindakan itu telah melanggar hukum. “Ada hukuman untuk perokok itu,” kata Erdoga, Al-Arabiya melaporkan yang dikutip Mi’raj Islamic News Agency (MINA), Rabu.
Baca Juga: Pasukan Israel Maju Lebih Jauh ke Suriah Selatan
Erdogan memberi isyarat dan bertanya kepada walikota Esenler,“Di mana polisi?” Walikota tersenyum, sebelum menyadari presiden sangat serius.
“Kau tahu itu, ini tindakan yang melanggar hukum,” kata Erdogan yang tidak bisa menyembunyikan rasa kesalnya. “Orang tak tahu malu itu duduk di sana dan terus merokok bahkan setelah presiden memberitahunya untuk tidak melakukannya. Ini adalah bulan Muharram, demi Allah!,” tegasnya.
Walikota Istanbul, Kadir Topbas berusaha meredakan ketegangan dengan menyarankan orang untuk berjanji tidak merokok lagi, tapi Erdogan menolak untuk tenang dan memerintahkan polisi memberikan denda kepada orang itu.
Setelah Erdogan pergi, pria itu akhirnya didenda polisi sebesar 90 lira Turki (40 dolar atau 30 euro), sumber-sumber setempat melaporkan.
Baca Juga: Warga Palestina Bebas setelah 42 Tahun Mendekam di Penjara Suriah
Sejak 2009 silam, pemerintah berpaham Islam telah memberlakukan hukum larangan merokok di semua tempat bangunan, kafe, bar dan restoran, termasuk beberapa ruang luar ruangan tertutup.
Lawan politiknya yang mengetahui hal itu mengecam kebijakan Erdogan tersebut yang selalu campur tangan dalam gaya hidup masyarakat dan memberlakukan Islamisasi di negara sekuler itu.
Erdogan dikenal sebagai seorang pembenci tembakau. Erdogan mengatakan, merokok adalah ancaman “lebih besar daripada ancaman terorisme”.
Dalam kejadian yang sama pada Juli lalu, Erdogan memarahi tim nasional sepak bola pemuda Turki yang memiliki tato di lengannya. Menurut Erdogan, tato bisa memiliki risiko kepada kesehatan. (T/P011/R05)
Baca Juga: Faksi-Faksi Palestina di Suriah Bentuk Badan Aksi Nasional Bersama
Mi’raj Islamic News Agency (MINA)
Baca Juga: Agresi Cepat dan Besar Israel di Suriah Saat Assad Digulingkan