Istanbul, 5 Dzulqa’dah 1435 H/30 September 2014 M (MINA) – Presiden Turki, Recep Tayyip Erdogan menyatakan, akan terjadi keboborokan moral yang luas dikalangan pemuda Turki jika studi mengenai agama dihapuskan oleh Pemerintah.
“Narkoba, kekerasan dan rasisme akan menyebar luas dikalangan pemuda,” ujar Erdogan saat berbicara pada ‘simposium’ yang diselenggarakan oleh ‘Turki Green Crescent Society (Yeşilay) pada Senin (29/9).
Dalam acara yang bertema tentang cara memerangi narkoba di Istanbul tersebut, Erdogan terang-terangan membela kurikulum pendidikan agama di sekolah-sekolah Turki. Demikian dilaporkan Kantor berita Turki, Hurriyet dikutip Mi’raj Islamic News Agency (MINA).
Erdogan mengatakan, anak-anak yang minim pendidikan agama dan moral itu akan mencoba untuk mengisi ‘ruang kosong’ itu dengan hal-hal lain. “Sesekali mereka menggunakan obat-obatan, kadang kekerasan dan menjadi kekerasan terorganisir, lalu pada akhirnya berubah menjadi terorisme,” katanya.
Baca Juga: ICC Keluarkan Surat Perintah Penangkapan Netanyahu dan Gallant
Dia menegaskan, dengan adanya pendidikan agama di sekolah-sekolah akan membantu pemerintah dalam memerangi ‘kecanduan’ terhadap narkoba, terorisme, kekerasan, rasisme, anti-Semitisme dan Islam-phobia.
Lebih lanjut, Erdogan mengatakan,“ketika studi fisika dan kimia diwajibkan hal itu tidak dipertanyakan oleh Uni Eropa, sementara mereka malah mempertanyakan perlunya wajib kursus kelas agama.”
Pernyataan Erdogan itu muncul setelah Pengadilan HAM Eropa, ‘Eropean Convention on Human Rights’ (ECHR) yang berkuasa pada 16 September lalu menyatakan, sistem pendidikan agama di Turki itu tidak menjamin sikap penghormatan terhadap ‘Keyakinan’ para orang tua.
Erdogan mengecam pernyataan ECHR,”Ini merupakan keputusan yang salah dan tidak ada contohnya di Barat, dimana studi dalam kelas fisika wajib diikuti, demikian juga dengan kelas kimia dan hal itu tidak menjadi perdebatan di seluruh dunia. Tapi mengapa semua orang disini memperdebatkan tentang program agama.”
Baca Juga: Turkiye Tolak Wilayah Udaranya Dilalui Pesawat Presiden Israel
Erdogan mengungkapkan, sekitar180 juta orang di seluruh dunia menggunakan obat-obatan dan 75 juta bergantung obat.
“Sedikitnya 2,7 persen dari populasi 76 juta warga Turki telah menggunakan zat ilegal itu setidaknya sekali,” katanya.
Ironisnya menurut Erdogan, Uni Eropa malah enggan terlalu repot mengurusi organisasi teroris Partai Pekerja Kurdistan (PPK). ”Itu karena tidak ada kata yang berkaitan dengan ‘Islam’ di depan nama organisasi teroris tersebut,” ungkap Erdogan.
“Harus diakui, masalah terorisme benar-benar mengancam perdamaian di dunia, dan semua orang memperbincangkan akibatnya. Tapi itu bukan alasan tepat melakukan penghapusan studi agama,”kata Erdogan.(T/P011/R12)
Baca Juga: Setelah 40 Tahun Dipenjara Prancis, Revolusioner Lebanon Akan Bebas
Mi’raj Islamic News Agency (MINA)