Erdogan: NATO Harus Meningkatkan Dialog dengan Rusia

Brussel, MINA – Aliansi harus meningkatkan saluran dialog mereka dengan untuk meminimalkan ketegangan militer, Presiden Recep Tayyip Erdoğan mengatakan kepada para wartawan yang menemaninya selama KTT para pemimpin NATO di Brussels, Belgia, pada Jumat (13/7).

“Kami menunjukkan perlunya meningkatkan dialog politik dan militer dengan Rusia untuk meminimalkan risiko militer dan membangun transparansi,” kata Erdogan seperti dilaporkan Daily Sabah yang dikutip MINA, Sabtu.

Aliansi 29 anggota dibentuk pada tahun 1949 untuk melawan ancaman ekspansi komunis pascaperang oleh Uni Soviet dan tujuannya meningkatkan pengaruh politik atas negara-negara Eropa.

Meskipun runtuhnya Uni Soviet pada tahun 1991 dan berakhirnya Pakta Warsawa, yang berperan sebagai aliansi melawan NATO, ketegangan militer terus berlanjut antara Rusia dan NATO, khususnya Uni Eropa dan Amerika Serikat.

Untuk mengatasi ketegangan pascaperang antara dua kutub, Dewan Kerjasama Atlantik Utara (NACC) didirikan pada tahun 1991 sebagai platform untuk dialog dan kerja sama.

Namun, ketegangan itu tidak pernah hilang, terutama di daerah-daerah di mana kepentingan mereka bentrok, termasuk sumber daya alam serta ketegangan militer dan teritorial.

Pada Senin (15/7), pertemuan dijadwalkan akan diadakan antara Presiden Donald Trump dan Presiden Vladimir Putin di ibuk ota Finlandia, Helsinki.

Kedua pemimpin negara adidaya diharapkan untuk mendiskusikan hubungan bilateral dan mencari dasar untuk prospek masa depan. Pada Kamis, Trump menggambarkan Putin sebagai ‘kompetitor’ dan bukan musuh.

Washington dan Moskow memiliki sikap yang bertentangan atas krisis di Ukraina dan juga Suriah. Moskow juga dituduh mencampuri pemilu AS 2016, mendukung Trump, oleh badan-badan intelijen AS.

“Saya pikir KTT ini sangat penting,” kata Erdogan, mengacu pada pertemuan Trump-Putin di Helsinki, menambahkan bahwa Ankara akan mengikuti bagaimana perkembangan di lapangan.

Sementara itu, Presiden menambahkan bahwa panggilan telepon dengan Putin dijadwalkan Sabtu dan bahwa ia akan menawarkan mitra Rusia kesempatan untuk berkumpul di KTT di Turki untuk membahas masalah-masalah regional.

“Jika dia (Putin) menerima tawaran ini, itu akan baik untuk kita juga. Mungkin kita bisa mengundang satu atau dua negara lagi ke KTT juga. Dengan itu, saya pikir kita akan membuat situasi lebih stabil di kawasan ini,” Kata Erdogan.

Turki, Rusia dan Iran telah bekerja sama dalam menemukan solusi untuk krisis Suriah, dalam apa yang telah dikenal sebagai pembicaraan Astana. (T/R11/RS3)

Mi’raj News Agency (MINA)