Image for large screens Image for small screens

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Damai di Palestina = Damai di Dunia

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Erdogan: Pembatasan di Al-Aqsha tak Dapat Diterima

Rana Setiawan - Kamis, 20 Juli 2017 - 23:42 WIB

Kamis, 20 Juli 2017 - 23:42 WIB

302 Views

(Foto: Anadolu Agency)

(Foto: Anadolu Agency)

Ankara, MINA – Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan dan Presiden Palestina Mahmoud Abbas pada hari Kamis (20/7) membahas ketegangan di Kota Al-Quds, menyusul pembatasan dan tindakan keamanan Israel terbaru terhadap masuknya jamaah Muslim Palestina ke Masjid Al-Aqsha.

Erdogan menelepon Abbas pagi hari, mengungkapkan keprihatinan kepada mitranya dari Palestina itu atas meningkatnya pelanggaran hak asasi manusia oleh Israel di Kota Al-Quds, demikian laporan Kantor Berita Nasional Turki Anadolu Agency.

“Setiap pembatasan terhadap umat Islam yang memasuki Masjid Al-Aqsha tak dapat diterima,” kata Erdogan di Ankara, menambahkan bahwa “perlindungan karakter dan kesucian Islam di Al-Quds [Yerusalem] dan Al-Haram Al-Sharif [Kompleks Masjid Al-Aqsha] adalah Penting bagi seluruh dunia Muslim.”.

Kantor Berita Palestina WAFA melaporkan, selama panggilan telepon tersebut, Abbas meminta Erdogan meminta Amerika Serikat untuk memberi tekanan pada Israel, sehingga menghentikan tindakan pembatasan di Masjid Al-Aqsa.

Baca Juga: Lima Paramedis Tewas oleh Serangan Israel di Lebanon Selatan

Pihak berwenang Israel menutup kompleks Al-Aqsha dan membatalkan shalat Jumat untuk pertama kalinya dalam hampir lima dasawarsa, menyusul baku tembak pekan lalu yang menyebabkan tiga warga Palestina dan dua polisi Israel tewas di dekat lokasi suci di Al-Quds Timur.

Pada hari Rabu, tentara Israel melukai sembilan warga Palestina dan menahan empat lainnya selama aksi protes menentang penutupan tersebut.

Protes dimulai pada hari Ahad (16/7) setelah pimpinan masjid meminta jamaah Muslim untuk memboikot detektor logam baru yang terpasang di pintu masuk masjid.

Israel telah membela langkah tersebut, mengklaim bahwa alat itu tidak berbeda dengan tindakan pengamanan di tempat-tempat suci lainnya di seluruh dunia.

Baca Juga: Militer Israel Akui Kekurangan Tentara dan Kewalahan Hadapi Gaza  

Israel menduduki Al-Quds Timur selama Perang Timur Tengah 1967. Entitas Zionsi itu kemudian mencaplok kota tersebut pada tahun 1980, mengklaim bahwa seluruh Kota Al-Quds sebagai ibukota “abadi” negara Yahudi – sebuah langkah yang tidak pernah diakui oleh masyarakat internasional.

Masjid Al-Aqsha yang berada di timur Kota Al-Quds merupakan tempat suci ketiga bagi umat Islam di dunia. (T/R01/P2)

Mi’raj Islamic News Agency (MINA)

Baca Juga: Netanyahu Akan Tetap Serang Lebanon Meski Ada Gencatan Senjata

Rekomendasi untuk Anda