Image for large screens Image for small screens

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Damai di Palestina = Damai di Dunia

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Erdogan: Pentingnya Bangun Persatuan dan Solidaritas Hadapi Islamofobia

siti aisyah - Selasa, 28 Desember 2021 - 22:21 WIB

Selasa, 28 Desember 2021 - 22:21 WIB

1 Views ㅤ

Chicago, MINA – Presiden Turki Recep Tayyip Erdoğan mengatakan, umat Islam hanya akan mencapai perdamaian dan harmoni tertinggi jika mereka mampu membangun persatuan dan solidaritas di antara mereka sendiri dalam menghadapi meningkatnya Islamofobia.

Hal itu disampaikan Erdogan dalam sebuah pesan video yang disiarkan pada Selasa (28/12), untuk Konvensi Masyarakat Muslim Amerika (MAS) dan Lingkaran Islam Amerika Utara (ICNA) di Chicago, salah satu konvensi Islam terbesar yang diadakan setiap tahun di Amerika Utara.

Dikutip dari Daily Sabah, Erdogan menyoroti pentingnya persatuan dan kepositifan bagi umat Islam.

“Kita perlu memperkuat solidaritas kita dalam menghadapi kebencian anti-Muslim, xenofobia, dan rasisme budaya, yang meningkat selama pandemi,” kata Erdogan.

Baca Juga: ICC Perintahkan Tangkap Netanyahu, Yordania: Siap Laksanakan

Ia menambahkan bahwa umat Islam perlu bersatu dan mengesampingkan perbedaan budaya dan etnis.

“Semua Muslim adalah saudara dan saudari, terlepas dari asal, warna kulit, bangsa, budaya, sekte,” kata Erdogan.

Islam, kata Erdogan, tidak memiliki ruang untuk pengucilan, hasutan atau teror.

Dia melanjutkan dengan mengatakan bahwa alih-alih menarik diri, umat Islam harus berusaha untuk percaya diri, dan memainkan peran yang layak dengan cara merangkul dalam masyarakat tempat mereka tinggal.

Baca Juga: Iran dan Arab Saudi Tegaskan Komitmen Perkuat Hubungan di Bawah Mediasi Tiongkok

Juru Bicara Kepresidenan Turki Ibrahim Kalin juga mengatakan, Turki mementingkan hubungan yang sehat dan kuat dengan komunitas Muslim di Amerika Serikat.

“Sebagai individu Muslim dan komunitas Muslim di abad ke-21, kita harus membangun kembali makna kebijaksanaan. Karena ada begitu banyak penilaian dalam hidup kita, tetapi sangat sedikit kebijaksanaan,” katanya.

Menurut penelitian, dua dekade setelah 9/11, Muslim di seluruh AS masih memerangi intoleransi, rasisme dan kebencian.

Sebuah jajak pendapat oleh The Associated Press-NORC Center for Public Affairs Research (AP-NORC) yang dilakukan menjelang peringatan 9/11 menemukan bahwa 53% orang Amerika memiliki pandangan yang tidak menyenangkan terhadap Islam, dibandingkan dengan 42% yang memiliki pandangan yang baik.

Baca Juga: Kemlu Yordania: Pengeboman Sekolah UNRWA Pelanggaran terhadap Hukum Internasional

Ketidakpercayaan dan kecurigaan terhadap Muslim tidak dimulai dengan 9/11, tetapi serangan secara dramatis meningkatkan permusuhan tersebut.

Para pejabat Turki telah mengkritik rekan-rekan Barat mereka karena tetap acuh tak acuh terhadap sentimen anti-Muslim dan memicu ideologi seperti itu.

Presiden Erdogan mengatakan awal tahun ini, negara-negara Barat bersikeras untuk tidak mengambil tindakan terhadap sentimen anti-Islam yang berkembang.

Ia juga meminta lembaga-lembaga Turki agar mengambil tindakan terhadap isu-isu yang berkaitan dengan Muslim, dan Turki di negara-negara tersebut. Beberapa negara Eropa, khususnya Prancis, telah mengambil sikap bermusuhan terhadap Muslim dalam beberapa tahun terakhir. (T/R6/RS2)

Baca Juga: Parlemen Arab Minta Dunia Internasional Terus Beri Dukungan untuk Palestina

Mi’raj News Agency (MINA)

Rekomendasi untuk Anda