Erdogan: Pentingnya Bangun Persatuan dan Solidaritas Hadapi Islamofobia

Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan.

Chicago, MINA – Presiden Turki Recep Tayyip Erdoğan mengatakan, umat Islam hanya akan mencapai perdamaian dan harmoni tertinggi jika mereka mampu membangun persatuan dan solidaritas di antara mereka sendiri dalam menghadapi meningkatnya .

Hal itu disampaikan Erdogan dalam sebuah pesan video yang disiarkan pada Selasa (28/12), untuk Konvensi Masyarakat Muslim Amerika (MAS) dan Lingkaran Islam Amerika Utara (ICNA) di Chicago, salah satu konvensi Islam terbesar yang diadakan setiap tahun di Amerika Utara.

Dikutip dari Daily Sabah, Erdogan menyoroti pentingnya persatuan dan kepositifan bagi umat Islam.

“Kita perlu memperkuat solidaritas kita dalam menghadapi kebencian anti-Muslim, xenofobia, dan rasisme budaya, yang meningkat selama pandemi,” kata Erdogan.

Ia menambahkan bahwa umat Islam perlu bersatu dan mengesampingkan perbedaan budaya dan etnis.

“Semua Muslim adalah saudara dan saudari, terlepas dari asal, warna kulit, bangsa, budaya, sekte,” kata Erdogan.

Islam, kata Erdogan, tidak memiliki ruang untuk pengucilan, hasutan atau teror.

Dia melanjutkan dengan mengatakan bahwa alih-alih menarik diri, umat Islam harus berusaha untuk percaya diri, dan memainkan peran yang layak dengan cara merangkul dalam masyarakat tempat mereka tinggal.

Juru Bicara Kepresidenan Turki Ibrahim Kalin juga mengatakan, Turki mementingkan hubungan yang sehat dan kuat dengan komunitas Muslim di Amerika Serikat.

“Sebagai individu Muslim dan komunitas Muslim di abad ke-21, kita harus membangun kembali makna kebijaksanaan. Karena ada begitu banyak penilaian dalam hidup kita, tetapi sangat sedikit kebijaksanaan,” katanya.

Menurut penelitian, dua dekade setelah 9/11, Muslim di seluruh AS masih memerangi intoleransi, rasisme dan kebencian.

Sebuah jajak pendapat oleh The Associated Press-NORC Center for Public Affairs Research (AP-NORC) yang dilakukan menjelang peringatan 9/11 menemukan bahwa 53% orang Amerika memiliki pandangan yang tidak menyenangkan terhadap Islam, dibandingkan dengan 42% yang memiliki pandangan yang baik.

Ketidakpercayaan dan kecurigaan terhadap Muslim tidak dimulai dengan 9/11, tetapi serangan secara dramatis meningkatkan permusuhan tersebut.

Para pejabat Turki telah mengkritik rekan-rekan Barat mereka karena tetap acuh tak acuh terhadap sentimen anti-Muslim dan memicu ideologi seperti itu.

Presiden Erdogan mengatakan awal tahun ini, negara-negara Barat bersikeras untuk tidak mengambil tindakan terhadap sentimen anti-Islam yang berkembang.

Ia juga meminta lembaga-lembaga Turki agar mengambil tindakan terhadap isu-isu yang berkaitan dengan Muslim, dan Turki di negara-negara tersebut. Beberapa negara Eropa, khususnya Prancis, telah mengambil sikap bermusuhan terhadap Muslim dalam beberapa tahun terakhir. (T/R6/RS2)

Mi’raj News Agency (MINA)

Wartawan: siti aisyah

Editor: Rana Setiawan

Ikuti saluran WhatsApp Kantor Berita MINA untuk dapatkan berita terbaru seputar Palestina dan dunia Islam. Klik disini.