Image for large screens Image for small screens

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Damai di Palestina = Damai di Dunia

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

ERDOGAN: HAK WANITA TIDAK SAMA DENGAN PRIA

Fauziah Al Hakim - Rabu, 26 November 2014 - 14:07 WIB

Rabu, 26 November 2014 - 14:07 WIB

893 Views ㅤ

thegwpost.com
thegwpost.com

thegwpost.com

Istanbul, 3 Shafar 1436/26 November 2014 (MINA) – Presiden Turki, Tayyip Erdogan mengatakan dalam pertemuan hak-hak perempuan, kesetaraan gender itu bertentangan dengan takdir dan feminis tidak mengenal nilai keibuan.

Menurut Erdogan, ideologi Islam sering menimbulkan kecurigaan pada segmen liberal di masyarakat Turki. Al-Arabiya melaporkan seperti dikutip Mi’raj Islamic News Agency (MINA).

Dia  mengatakan, takdir perempuan tidak mungkin ditempatkan pada posisi yang sama dengan laki-laki.

“Anda tidak bisa menyuruh seorang wanita untuk bekerja di setiap pekerjaan, seperti yang mereka lakukan di rezim komunis pada masa lalu,” katanya dalam pertemuan Perhimpunan Perempuan dan Demokrasi Turki.

Baca Juga: Iran Hentikan Kerja Sama dengan Badan Atom Dunia IAEA

“Anda tidak dapat menempatkan kapak dan sekop di tangan mereka dan membuat mereka bekerja. Itu bukan bidangnya,” tutur Erdogan.

Dia mengatakan, perempuan harus diperlakukan sama di mata hukum, tapi peran yang berbeda dalam masyarakat harus diakui.

Para pengecam Erdogan sebagian besar Muslim, tapi sekuler Turki telah menuduhnya secara teratur melakukan campur tangan dalam kehidupan pribadi.

Dia memberi nasehat kepada perempuan supaya mereka memiliki pandangan-pandangan-panangan  tentang aborsi.

Baca Juga: Menlu Iran: Teknologi Pengayaan Uranium Tidak Dapat Dihancurkan oleh Bom

“Agama kami memberi derajat kepada wanita, terutama ibu. Ibu adalah sesuatu yang berbeda dan yang paling tinggi derajatnya, “ katanya.

Erdogan menjelaskan, “ada orang yang memahami hal ini. Namun, ada juga mereka yang tidak paham. Anda tidak bisa mengatakan ini kepada feminis, karena mereka tidak menerima ibu,”.

Para ekonom mengutip rendahnya jumlah perempuan dalam angkatan kerja sebagai hambatan bagi perkembangan Turki, sementara Uni Eropa yang di mana Turki telah melakukan negosiasi untuk bergabung selama lebih dari satu dekade, mendesak negara ini berbuat lebih banyak untuk meningkatkan kesetaraan gender.

“Kami tahu wanita secara fisiologi tidak sama. Tapi kesetaraan adalah tentang memiliki hak yang sama, status yang sama dan kesempatan yang sama,” kata Ketua Kelompok Hak-Hak Perempuan KA.DER, Gonul Karahanoglu.

Baca Juga: Iran Akui Kerusakan Serius pada Situs Nuklirnya

“Dia mendefinisikan wanita hanya sebagai ibu. Hal ini diskriminasi terhadap semua wanita yang tidak memiliki anak. Dia selalu mengatakan hal yang sama,” katanya. (T/P006/R01)

Mi’raj Islamic News Agency (MINA)

 

Baca Juga: Pemimpin Tertinggi Iran Ucapkan Selamat kepada Bangsa atas Kemenangannya

Rekomendasi untuk Anda