Ankara, MINA – Presiden Turkiye Recep Tayyip Erdoğan dan Presiden Rusia Vladimir Putin akan bertemu, Jumat (5/8) di kota pesisir Sochi, Rusia, untuk membahas hubungan bilateral dan masalah internasional.
Erdogan dan Putin akan bertemu langsung untuk kedua kalinya dalam 17 hari setelah pertemuan di ibukota Iran, Teheran, dalam pertemuan trilateral dengan timpalan Iran Ebrahim Raisi. Daily Sabah melaporkan.
Kedua pemimpin akan membahas perkembangan global dan regional baru-baru ini, serta hubungan bilateral Ankara-Moskow, sebuah pernyataan yang dirilis Direktorat Komunikasi Kepresidenan Turkiye.
Kantor Kremlin mengatakan Putin membahas perkembangan terakhir di Karabakh serta kunjungan Erdogan ke Sochi dan hubungan Turki-Rusia dalam pertemuan online Dewan Keamanan Rusia.
Baca Juga: Bank dan Toko-Toko di Damaskus sudah Kembali Buka
Selain Suriah, Erdogan dan Putin juga akan membahas perang Rusia-Ukraina yang sedang berlangsung, yang kini memasuki bulan keenam.
Turki adalah salah satu negara paling aktif yang bekerja untuk memastikan gencatan senjata permanen antara Ukraina dan Rusia.
Langkah Turkiye dipandang seimbang dalam mengambil peran sebagai mediator dengan menjaga saluran komunikasi dengan kedua pihak yang bertikai, dengan tetap terbuka memberikan harapan untuk menemukan solusi dan mencapai perdamaian dalam krisis Ukraina.
Sejak awal konflik, Ankara telah menawarkan untuk menengahi antara kedua belah pihak dan menjadi tuan rumah pembicaraan damai, menggarisbawahi dukungannya untuk integritas teritorial dan kedaulatan Ukraina.
Baca Juga: Ratu Elizabeth II Yakin Setiap Warga Israel adalah Teroris
Sementara Ankara menentang sanksi internasional yang dirancang untuk mengisolasi Moskow.
Delegasi Rusia dan Ukraina bertemu untuk pembicaraan damai di Istanbul pada 29 Maret lalu, saat perang memasuki bulan kedua.
Turkiye juga menjadi tuan rumah bagi para menteri luar negeri Rusia dan Ukraina di Antalya pada Maret lalu.
Baru-baru ini turkiye juga menjadi tuan rumah pertemuan empat arah di Istanbul antara Moskow, Ankara, Kyiv dan PBB untuk menyelesaikan krisis gandum. (T/RS2/P2)
Baca Juga: AS Pertimbangkan Hapus HTS dari Daftar Teroris
Mi’raj News Agency (MINA)