Saat berpidato di Halic Congress Center di Istanbul, Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan mengenang Morsi yang telah dipilih langsung oleh rakyat Mesir, tetapi kemudian dipenjara setelah didigulingkan oleh “tiran” Abdel-Fattah al-Sisi.
“Morsi diadili dan dijatuhi hukuman mati oleh pengadilan, sekaligus menghembuskan napas terakhirnya di ruang sidang. Ini adalah simbol penganiayaan terhadap dia dan rakyatnya,” ujar Erdogan, demikian Anadolu melaporkan.
“Penguasa dapat menindas orang-orang yang lemah, tetapi mereka tak akan pernah bisa menghilangkan jejak-jejak perjuangannya,” tambahnya.
Semua umat Muslim akan mengenang perjuangan Morsi yang dia lakukan sampai hembusan napas terakhirnya.
Baca Juga: Warga Palestina di Luar Negeri: Jaga Persatuan Suriah
“Bagi kami, Morsi adalah seorang syuhadah karena tujuannya. Sejarah tidak akan pernah melupakan para penguasa yang memenjarakan, mengancam, dan menyebabkan kematiannya,” tegas Erdogan.
Pada 2012, Morsi yang merupakan anggota kelompok Ikhwanul Muslimin Mesir, memenangkan pemilihan presiden secara demokratis pertama di Mesir.
Namun, setelah satu tahun menjabat, dia digulingkan dan dijebloskan ke penjara dalam kudeta militer yang dipimpin oleh Menteri Pertahanan Mesir saat itu dan presiden saat ini, Abdel Fattah El-Sisi.
Tak lama setelah kudeta itu, Ikhwanul Muslimin secara resmi ditetapkan sebagai “organisasi teroris” di Mesir.
Baca Juga: Yordania Kecam Upaya Israel Duduki Wilayah Suriah
Sesaat sebelum meninggal dunia, Morsi menghadapi sejumlah tuntutan hukum, yang menurut dia dan sejumlah kelompok HAM dan pengamat independen, bermotif politik.
Sebelumnya, Ikhwanul Muslimin meminta PBB untuk mendesak perawatan medis yang memadai bagi mantan presiden itu, karena kondisi kesehatannya diabaikan selama penahanan. (T/R03/RI-1)
Mi’raj News Agency (MINA)
Baca Juga: Penjajah Israel Nyatakan Suriah sebagai Front Pertempuran Keempat