Ankara, MINA – Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan menyerukan rekonsiliasi nasional dan perdamaian di Sudan atas kudeta terhadap Omar Al-Bashir.
Krisis di Sudan setelah kudeta militer terhadap Bashir harus diatasi secara damai melalui “rekonsiliasi nasional,” kata Erdogan, seperti dilaporkan Hurriyet Daily.
“Adalah harapan saya yang paling penting bahwa Sudan akan selamat dari proses ini berdasarkan rekonsiliasi nasional dan perdamaian,” ujarnya pada konferensi pers bersama dengan Presiden Burkina Faso Roch Marc Christian Kabore di Ankara, Kamis (11/4).
Baca Juga: Afsel Jadi Negara Afrika Pertama Pimpin G20
Erdogan mengulangi penolakannya terhadap kudeta, tetapi ia menahan diri untuk tidak menyuarakan dukungan bagi Presiden Sudan Omar Al-Bashir.
Mengingat bahwa Turki memiliki hubungan historis yang mengakar dengan Sudan, Erdogan mengatakan bahwa pemerintah Turki menginginkan “kelanjutan dari hubungan yang mengakar ini.”
“Keinginan saya adalah Sudan akan berhasil mengatasi masalah ini dalam persaudaraan dan memasuki proses demokrasi secara normal,” imbuhnya.
Memperhatikan masalah ekonomi baru-baru ini di Sudan, Erdogan menyatakan, negara-negara Afrika akan mengatasi masalah ekonomi ini juga.
Baca Juga: Rwanda Kirim 19 Ton Bantuan Kemanusiaan ke Gaza
“Saya berharap mereka semua selamat dari periode ini dengan damai. Karena negara-negara ini telah menderita dari pukulan seperti itu, dan setiap pukulan adalah kehilangan darah yang sangat serius. Saya tidak benar-benar ingin saudara kita yang ramah, Sudan, menjadi sasaran ini,” lanjut Erdogan.
Presiden Burkina Faso Roch Marc Christian Kabore dalam pernyataannya, mengatakan, “Kami tidak dapat mendukung upaya kudeta” dan mencatat bahwa kudeta akan diadili dalam sistem demokrasi.
Kabore mengatakan mereka mengutuk kudeta militer terhadap Bashir. (T/RS2/RI-1)
Mi’raj News Agency (MINA)
Baca Juga: Korban Tewas Ledakan Truk Tangki di Nigeria Tambah Jadi 181 Jiwa