Istanbul, MINA – Presiden Turki Recep Erdogan telah menegaskan kecamannya atas blokade Israel yang sedang berlangsung di Jalur Gaza dan praktik ilegal di Palestina, menyesalkan masyarakat internasional karena tidak mengambil tindakan untuk mengekang “penghinaan Israel yang meningkat.”
Dalam pernyataan pers pada Ahad (12/7), Erdogan mengatakan bahwa tanah Palestina di bawah pendudukan Israel menempati urutan teratas dalam daftar wilayah yang paling rentan terhadap ketidakadilan di dunia, Palinfo melaporkan.
“Namun, orang-orang Palestina yang dibunuh secara brutal oleh polisi Israel telah diabaikan oleh media internasional,” kata presiden Turki itu.
Dia menggarisbawahi bahwa keheningan internasional pada praktik-praktik Israel adalah alasan paling penting di balik peningkatan penghinaan Israel dan pengabaiannya terhadap hukum lebih lanjut.
Baca Juga: Hamas akan Kembalikan Dua Jenazah Sandera Israel di Gaza
“Pengumuman Israel tentang rencana aneksasi permukiman Palestina di Tepi Barat dan Lembah Jordan adalah langkah baru dalam kebijakan pendudukan dan penindasan,” katanya, menekankan perlunya dunia untuk mencegah langkah ilegal semacam itu oleh Israel.
“Meskipun semua tanah milik Palestina pada tahun 1947, Palestina telah menyusut dan Israel semakin besar dari tahun ke tahun. Dengan invasi Yerusalem pada tahun 1967, fase baru dimulai. Hari ini, sayangnya, tidak ada lagi tempat yang disebut Palestina di Peta. Hampir semua tanah Palestina telah ditelan oleh Israel. Sekarang, Israel ingin menduduki tanah yang tersisa. Rencana aneksasi bertujuan untuk tujuan ini,” pungkasnya. (T/R7/P1)
Mi’raj News Agency (MINA)
Baca Juga: Israel Bangun Hampir 1.000 Penghalang Baru di Tepi Barat, Warga Palestina Makin Terisolasi
 




 
 
								 








 
															 
															 
															 
															 
															 
 
 
															 
															 
															 
															 
															



 
															 Mina Indonesia
Mina Indonesia Mina Arabic
 Mina Arabic Mina Sport
 Mina Sport Mina Preneur
 Mina Preneur