Ankara, MINA – Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan menegaskan jika penasihat keamanan nasional Amerika Serikat ingin berbicara dengan seorang pejabat Turki, maka dia harus mendapat izin dari juru bicara kepresidenan.
Erdogan menolak bertemu dengan John Bolton utusan khusus Presiden Donald Trump setelah Bolton mengklaim bahwa Turki “menargetkan Kurdi” di Suriah. Klaim yang kemudian dibantah tegas oleh Ankara.
“Jika pertemuan dengan Bolton perlu, maka kami bisa saja mengiyakan,” kata dia, yang beralasan bahwa “jadwalnya padat” sehingga tak memungkinkan untuk bertemu dengan Bolton, demikian Anadolu Agency melaporkan dikutip MINA, Rabu (9/1).
Erdogan menambahkan bahwa dia dapat berbicara dengan Presiden AS Donald Trump kapan saja.
Baca Juga: Putin Punya Kebijakan Baru, Hapus Utang Warganya yang Ikut Perang
Pada pekan lalu, Bolton mengatakan AS tidak akan menarik pasukan dari timur laut Suriah sampai pemerintah Turki menjamin tidak akan menyerang “pejuang Kurdi,” yang merujuk pada kelompok teroris PKK / YPG.
Pejabat Turki pun menolak penggabungan etnis Kurdi dengan teroris YPG / PKK, dengan mengatakan PKK / YPG meneror orang Kurdi Suriah, Arab, dan Turkmen.
Dalam kampanye teror selama 30 tahun, serangan PKK telah merenggut sekitar 40.000 jiwa, termasuk perempuan dan anak-anak. (T/R03/P1)
Mi’raj News Agency (MINA)
Baca Juga: Jadi Buronan ICC, Kanada Siap Tangkap Netanyahu dan Gallant