Ankara, MINA – Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan melakukan komunikasi via telepon dengan Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump pada Ahad (21/10), membicarakan tentang kasus kematian jurnalis Arab Saudi warga AS Jamal Khashoggi.
Sumber Kepresidenan Turki mengungkapkan, kedua pemimpin sepakat kasus Khashoggi perlu diperjelas “dalam semua aspeknya,” demikian Middle East Eye (MEE) melaporkan yang dikutip MINA.
Pemerintah Arab Saudi pada Jumat (19/10) akhirnya mengakui bahwa Khashoggi tewas di dalam konsulat Saudi di Istanbul, Turki, pada 2 Oktober oleh para pejabatnya. Namun mengatakan bahwa pemerintah tidak mengetahui keberadaan mayatnya.
Seorang pejabat Saudi yang berbicara dalam status anonim mengungkapkan kepada media, mayat kolumnis di Washington Post itu digulung dengan karpet dan diserahkan kepada “kolaborator lokal” untuk dibuang.
Baca Juga: Penerima Zayed Award 2025 dari Pejuang Perubahan Iklim hingga Organisasi Kemanusiaan
Namun pada Ahad, sumber Turki mengatakan kepada MEE bahwa tubuh Khashoggi dimutilasi menjadi 15 bagian.
“Mereka tidak menggulung apa pun,” kata sumber itu membantah.
Sementara itu, Erdogan berjanji untuk mengungkapkan “kebenaran secara telanjang” atas pembunuhan tersebut.
Ia mengatakan bahwa dia akan membuat pernyataan baru mengenai kasus itu pada Selasa (23/10).
Baca Juga: Demokrat Desak Mulai Kembali Program Relokasi Pengungsi Afghanistan di AS
“Kami mencari keadilan di sini dan ini akan terungkap dalam semua kebenarannya, bukan melalui beberapa langkah biasa, tetapi dalam semua kebenarannya,” kata Erdogan dalam sebuah unjuk rasa di Istanbul. (T/RI-1/P2)
Mi’raj News Agency (MINA)
Baca Juga: Trump Klaim Mesir dan Yordania akan Patuhi Usulan Pembersihan Etnis Palestina