Image for large screens Image for small screens

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Damai di Palestina = Damai di Dunia

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Erdogan: Turki Tak Terima Kesepakatan Uni Eropa Kecuali Bebaskan Visa

Hasanatun Aliyah - Rabu, 25 Mei 2016 - 15:20 WIB

Rabu, 25 Mei 2016 - 15:20 WIB

437 Views

Istanbul, 18 Sya’ban 1437/25 Mai 2016 (MINA) – Presiden Turki, Recep Tayyip Erdogan mengatakan, Selasa (24/5), Turki tidak akan menerima kesepakatan dengan Uni Eropa selain tentang kebebasan visa untuk Turki dapat “membuahkan hasil”.

“Jika pertemuan ini akan membuahkan hasil, ada baiknya. Namun jika tidak, maka apa yang akan terjadi bahwa langkah yang harus diambil parlemen Turki dan hukum tentang perjanjian pengajuan kembali tidak akan dilakukan,” katanya dalam KTT Kemanusiaan Dunia yang pertama dimulai di Istanbul pada Senin (23/5), demikian Anadolu Agency yang dikutip Mi’raj Islamic News Agency (MINA).

Proses pendaftaran kembali antara Uni Eropa dan Turki, yang diadakan Oktober 2014 lalu, memungkinkan migran yang kembali tidak berdokumen bisa masuk Eropa melalui Turki dan sebaliknya. Implementasi penuh perjanjian diterima kembali dan diperlukan untuk melaksanakan proses visa pembebasan bagi Turki.

Pembicaraan lebih membahas kebebasan visa selama hampir 80 juta orang Turki memburuk ketika Uni Eropa meminta agar Turki menyelesaikan lima tolak ukur yang tersisa, keluar dari awal 72, termasuk satu di terorisme.

Baca Juga: Israel Perintahkan Warga di Pinggiran Selatan Beirut Segera Mengungsi

Turki, yang saat ini sedang berjuang melawan kelompok teroris seperti Daesh dan PKK, telah menolak untuk mengubah undang-undang terorisme.

“Uni Eropa tidak harus terus berusaha memaksakan kriteria pada kami. Ini untuk Turki,” kata Erdogan.

Menurutnya, negara-negara Amerika Latin tertentu, yang warganya dibebaskan dari persyaratan visa untuk melakukan perjalanan ke zona batas Schengen, tidak harus memenuhi kriteria yang sama dengan Turki.

“Mengapa Turki yang merupakan negara kandidat Uni Eropa dan bagian dari blok kesatuan adat, harus memenuhi 72 persyaratan,” pungkas Erdogan.

Baca Juga: Lima Paramedis Tewas oleh Serangan Israel di Lebanon Selatan

kebebasan visa juga merupakan bagian dari kesepakatan Uni Eropa-Turki yang menyediakan paket bantuan 6,8 miliar dolar untuk memenuhi kebutuhan jutaan pengungsi di Turki dan mempercepat perundingan aksesi negara.

Erdogan menegaskan bahwa Turki, yang telah menghabiskan miliaran dolar untuk pengungsi Suriah sejak awal krisis, tidak perlu uang dari Uni Eropa.

“Pada akhir hari ini, bantuan tidak datang ke Turki, untuk disediakan ke para pengungsi di kamp-kamp sebagian besar untuk memperbaiki kondisi hidup, mereka tidak meminta bantuan. Apa yang kami inginkan adalah kejujuran, Turki seharusnya memenuhi kriteria. Kriteria apa ini, apa yang Anda maksud dengan kriteria?” kata Erdogan.

Kesepakatan itu disetujui pada akhir tahun lalu, ketika lebih dari satu juta pengungsi tiba di Uni Eropa kemudian lebih dari 800 tenggelam di Laut Aegean sebagai perdagangan manusia di kapal unseaworthy menuju pulau-pulau Yunani di lepas pantai Turki.

Baca Juga: Militer Israel Akui Kekurangan Tentara dan Kewalahan Hadapi Gaza  

Pada upacara penutupan, Erdogan menambahkan bahwa ia berharap KTT itu akan menjadi titik balik penting dalam mengakhiri krisis kemanusiaan di seluruh dunia.

“Saya berharap pertemuan ini akan mencapai tujuan kita, jika dalam kehidupan di era baru seluruhnya ikut mendesak dunia. Saya ingin menekankan bahwa kita harus mengikuti komitmen KTT ini sebagai negara yang bertanggung jawab,” katanya.

Acara ini bertujuan untuk mencegah dan mengakhiri konflik, dan menghormati aturan perang menangani pemindahan paksa, mencapai kesetaraan gender, menanggapi perubahan iklim, mengakhiri kebutuhan untuk bantuan, dan berinvestasi dalam kemanusiaan.

“Krisis yang sedang berlangsung di seluruh dunia hanya akan berakhir melalui tindakan yang kuat, bukan kata-kata kosong,” tegas Erdogan.(T/hna/R05)

Baca Juga: Netanyahu Akan Tetap Serang Lebanon Meski Ada Gencatan Senjata

Mi’raj Islamic News Agency (MINA)

Rekomendasi untuk Anda

Asia
Asia
Internasional
Internasional
Internasional
Kolom