Ankara, 13 Muharram 1437/26 Oktober 2015 (MINA) – Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan, Sabtu (24/10), menuduh sejumlah kelompok Kurdi mencoba untuk mengambil kendali atas wilayah Suriah bagian utara. Erdogan menyatakan Ankara tidak akan membiarkan itu terjadi.
Dalam sebuah pidato di tenggara Turki, seperti dilansir di Ahram Online, Erdogan juga mengkritik langkah Presiden Rusia Vladimir Putin yang menerima kunjungan Presiden Suriah Bashar al-Assad awal pekan ini.
Tentang pergerakan manuver kelompok Kurdi di Suriah Utara, Erdogan mengecam penggabungan Kota Tel Abyad pada pekan lalu ke dalam sebuah struktur politik otonom yang dibentuk oleh orang-orang Kurdi.
“Semua yang mereka inginkan adalah untuk merebut Suriah Utara seluruhnya,” kata Erdogan. “Kami dalam keadaan apapun tidak akan membiarkan Suriah Utara menjadi korban kelicikan mereka. Karena ini merupakan ancaman bagi kita, dan tidak mungkin bagi kita sebagai Turki mengatakan ‘ya’ untuk ancaman ini.”
Baca Juga: Lima Paramedis Tewas oleh Serangan Israel di Lebanon Selatan
Tel Abyad, di wilayah perbatasan Turki, direbut pada Juni dari kelompok Islamic State (ISIS) oleh milisi Kurdi YPG dengan sokongan serangan udara yang dipimpin Amerika Serikat (AS). Pekan lalu, sebuah dewan kepemimpinan lokal mendeklarasikan Tel Abyad bagian dari sistem pemerintahan otonom yang didirikan sendiri oleh Kurdi.
Kurdi Suriah telah menetapkan tiga zona otonom, atau disebut dengan ‘kanton’, di utara Suriah sejak perang saudara pecah pada tahun 2011. Mereka menyangkal tujuan pembentukan zona otonom itu untuk mendirikan negara Kurdi.
Turki khawatir dengan sejumlah capaian kelompok Kurdi dalam perang sipil Suriah, yang dikhawatirkan bisa membangkitkan separatisme di antara minoritas Kurdi. PKK), which is classified as a terrorist organisation by the United States and European Union. ">Selama tiga dekade terakhir Ankara telah mencoba untuk mengakhiri pemberontakan yang dilancarkan Partai Pekerja Kurdistan (PKK), yang diklasifikasikan sebagai organisasi teroris oleh AS dan Uni Eropa.
PKK telah melakukan serangan hampir setiap hari di wilayah tenggara Kurdi sejak Juli, ketika gencatan senjata berantakan.
Baca Juga: Militer Israel Akui Kekurangan Tentara dan Kewalahan Hadapi Gaza
Turki menuduh sayap kelompok bersenjata Kurdi di Suriah, PYD, memiliki hubungan yang dalam dengan PKK. Erdogan juga mengecam negara-negara yang memberikan bantuan kepada PYD, meskipun ia tidak menyebutkan nama mereka, dan mengatakan pihak-pihak tertentu memfasilitasi 1.400 anggota PKK.
Awal bulan ini, milisi Kurdi YPG mengumumkan aliansi baru dengan kelompok-kelompok kecil pejuang Arab, dan kelompok itu disuplai senjata ringan dan amunisi lewat udara oleh pasukan AS di timur laut Suriah.
Erdogan juga mengkritik perlakukan Presiden Putin terhadap Presiden Assad di Moskow. Ia mempertanyakan bagaimana pemimpin Suriah itu bisa ‘disambut di atas karpet merah’ padahal telah menumpahkan darah 370 ribu orang.
Perjalanan Assad ke Rusia yang mengejutkan banyak pihak datang tiga pekan setelah Kremlin meluncurkan kampanye serangan udara terhadap kelompok militan dan pemberontak antipemerintah Assad. (T/P022/P4)
Baca Juga: Netanyahu Akan Tetap Serang Lebanon Meski Ada Gencatan Senjata
Mi’raj Islamic News Agency (MINA)
Baca Juga: Agresi Israel Hantam Pusat Ibu Kota Lebanon