Jakarta, MINA – Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Erick Thohir mengatakan, pihaknya akan menjajaki kerja sama dengan Tesla, produsen mobil listrik asal Amerika Serikat dalam rangka mewujudkan Indonesia menjadi pemain utama pada industri tersebut.
“Insyaallah, di bulan Februari ini, saya akan membuka pembicaraan dengan Tesla untuk mengembangkan kerja sama ini,” ujar Erick seperti dikutip dari siaran pers Sekretariat Kabinet RI, Senin (4/1).
Erick menyebut, keyakinan Indonesia akan mampu menjadi pemain utama industri mobil listrik salah satunya didasari oleh sumber daya alam Indonesia yang mendukung.
Sebagai salah satu negara dengan sumber daya nikel yang terbesar mendukung Indonesia jadi produsen utama sumber daya baterai mobil tersebut.
Baca Juga: Rupiah Berpotensi Melemah Efek Konflik di Timur Tengah
“Baterai sendiri merupakan komponen utama dalam produksi mobil listrik. Dengan kekayaan alam yang kita miliki tentu harus didukung pula dengan kualitas sumber daya manusia kita agar mampu menjadi produsen utama dalam industri mobil listrik,” kata Erick.
Erick juga mengatakan, Perusahaan Listrik Negera (PLN) telah melakukan uji coba mengendarai mobil listrik dari Jakarta ke Bali.
“Mobil listrik ini sudah dicoba oleh tim PLN dari Jakarta ke Bali, yang apabila dengan BBM (Bahan Bakar Minyak) ongkosnya adalah Rp1,1 juta, maka dengan mobil listrik hanya Rp200 ribu. Hal ini tentunya sangat menghemat terutama di saat pandemi seperti ini,” ungkapnya.
Erick mengharapkan keberadaan mobil listrik nantinya juga akan mampu menekan impor BBM Indonesia.
Baca Juga: Komite Perlindungan Jurnalis Kutuk Israel atas Tebunuhnya Tiga Wartawan di Lebanon
“Kita semua harus menjaga ketahanan energi nasional, saat ini kita impor 1,5 juta barel per hari untuk BBM atau setara 200 triliun per tahun. Mobil listrik adalah solusi untuk mengurangi berpindahnya devisa ke luar negeri,” ujarnya.
Tak hanya manfaat bagi ekonomi, imbuhnya, mobil listrik juga membawa manfaat bagi lingkungan. Hal ini sejalan dengan misi pemerintah untuk mendorong pembangunan ekonomi yang berkelanjutan.
“Mobil listrik lebih ramah lingkungan. Emisi yang dihasilkan lebih rendah dibanding kendaraan yang menggunakan bahan bakar minyak, sehingga akan mengurangi polusi udara dan juga polusi suara. Bahkan PLN memberikan diskon 30 persen untuk isi daya di malam hari,” ujarnya. (R/R5/P2)
Mi’raj News Agency (MINA)
Baca Juga: OJK Dorong Literasi dan Inklusi Keuangan Syariah untuk Santri di Kalteng