Image for large screens Image for small screens

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Damai di Palestina = Damai di Dunia

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Eropa, Cina, dan Rusia Bahas Kesepakatan Baru untuk Iran

Rudi Hendrik - Senin, 21 Mei 2018 - 22:55 WIB

Senin, 21 Mei 2018 - 22:55 WIB

23 Views

Bendera Iran berkibat di Teheran. (Foto: @Bigstockphoto/Boma)

Berlin, MINA – Para diplomat dari Eropa, Cina, dan Rusia sedang membahas kesepakatan baru untuk menawarkan bantuan keuangan kepada Iran guna mengekang program rudal balistik.

Tiga kekuatan dunia itu berharap langkah tersebut bisa menyelamatkan perjanjian nuklir 2015 yang penting.

Para pejabat akan bertemu dalam beberapa pekan mendatang di bawah pimpinan diplomat senior Uni Eropa Helga Schmid.

Pertemuan akan membahas langkah lanjutan setelah pada awal bulan ini Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump menarik diri dari kesepakatan nuklir, demikian surat kabar Jerman Welt am Sonntag melaporkan.

Baca Juga: Komunitas Internasional Kecam Pembakaran Masjid dan Al-Qur’an oleh Pemukim Ilegal Israel di Tepi Barat

Inggris, Perancis, Jerman, Rusia, dan Cina akan berpartisipasi dalam pertemuan itu, tapi tidak segera jelas apakah Iran akan mengambil bagian.

Sementara AS tidak akan ambil bagian dalam pertemuan tersebut.

“Kami harus melepaskan diri dari nama ‘perjanjian nuklir Wina’ dan menambahkan beberapa elemen tambahan. Hanya itu yang akan meyakinkan Presiden Trump untuk menyetujui dan mencabut sanksi lagi,” kata surat kabar itu, mengutip seorang diplomat senior Uni Eropa, demikian The New Arab melaporkan.

Kesepakatan nuklir 2015 mencabut sanksi-sanksi Barat terhadap Iran sebagai imbalan untuk mengekang program nuklirnya.

Baca Juga: Sholat Istisqa Digelar Serentak di Seluruh Arab Saudi

Salah satu keluhan utama pemerintahan Trump adalah bahwa kesepakatan itu tidak mencakup program rudal Iran atau dukungannya kepada kelompok-kelompok bersenjata di Timur Tengah.

Para pemimpin Uni Eropa telah menyetujui “pendekatan Uni Eropa Bersatu” untuk menjaga perjanjian nuklir Iran tetap hidup sejak Trump menarik diri dari pakta tersebut.

Pekan lalu, Menteri Luar Negeri Iran Mohammad Javad Zarif memulai pembicaraan di Brussels pada leg terakhir dari tur globalnya.

Tur itu bertujuan mengumpulkan dukungan diplomatik untuk kesepakatan nuklir negaranya setelah AS keluar. (T/RI-1/R01)

Baca Juga: Pejabat PBB kepada Pihak Bertikai di Sudan: Kami Mengawasi Kalian

 

Mi’raj News Agency (MINA)

 

Baca Juga: IOM: Lebih dari 99.000 Warga Sudan Mengungsi sejak RSF Ambil ALih El-Fasher

Rekomendasi untuk Anda

Dunia Islam
Internasional
flu burung
Eropa
Eropa