Berlin, MINA – Negara-negara kuat Eropa pada Jumat (12/2) mengkritik Iran karena memproduksi logam uranium yang melanggar kesepakatan nuklir 2015, juga dikenal sebagai Rencana Aksi Komprehensif Bersama (JCPOA).
Dalam pernyataan gabungan, Inggris, Jerman dan Prancis mengingatkan bahwa Iran telah berkomitmen untuk tidak terlibat dalam produksi logam uranium dan melakukan penelitian metalurgi uranium selama 15 tahun.
“Iran tidak memiliki pembenaran yang kredibel untuk kegiatan ini, yang merupakan langkah kunci dalam pengembangan senjata nuklir,” kata mereka, demikian Anadolu melaporkan, Sabtu (13/2).
“Kami mendesak Iran untuk menghentikan kegiatan ini tanpa penundaan dan tidak mengambil langkah baru yang tidak sesuai pada program nuklirnya. Iran merusak kesempatan bagi diplomasi baru untuk sepenuhnya mewujudkan tujuan JCPOA,” ungkap mereka lagi.
Baca Juga: Inggris Cabut Sanksi Presiden Suriah, Uni Eropa Siap Menyusul
Badan pengawas nuklir PBB, Badan Energi Atom Internasional baru-baru ini mengkonfirmasi bahwa Iran memproduksi logam uranium untuk merancang jenis bahan bakar yang lebih banyak untuk reaktor penelitian.
Tiga kekuatan Eropa telah berulang kali mendesak Teheran untuk kembali mematuhi JCPAO sepenuhnya, meski mantan Presiden AS Donald Trump mengambil keputusan pada 2018 untuk menarik diri dari perjanjian tersebut.
Iran mulai memangkas komitmennya pada kesepakatan nuklir sebagai pembalasan atas penarikan sepihak AS dari perjanjian tersebut, dan meningkatkan aktivitasnya dalam beberapa pekan terakhir untuk meningkatkan tekanan pada Presiden AS yang baru Joe Biden.
Biden mengisyaratkan bahwa AS bersedia untuk bergabung kembali dengan perjanjian itu, tetapi mereka juga bersikeras bahwa Teheran pertama harus sepenuhnya mematuhi perjanjian tersebut.
Baca Juga: Warga Yunani Gelar Protes Tolak Kedatangan Kapal yang Bawa Turis Israel
Selain AS dan tiga negara utama Eropa, China dan Rusia adalah pihak penandatangan lain dari perjanjian nuklir tersebut, yang memperkirakan akan mencabut sanksi ekonomi terhadap Iran sebagai imbalan Teheran setuju untuk membatasi aktivitas nuklirnya untuk tujuan sipil. (T/R4/P2)
Mi’raj News Agency (MINA)
Baca Juga: Krisis Wajib Militer Ukraina Sebabkan 100.000 Pemuda Melarikan Diri Dalam 2 Bulan
Baca Juga: Aktivis Prancis Desak Macron Hentikan Kerja Sama Militer dengan Israel
















Mina Indonesia
Mina Arabic